zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

PPMB Pajak STAN


Ngapain ikut PPMB?” kalimat ini sepertinya banyak dilontarkan mahasiswa baru pajak akhir-akhir ini bahkan mungkin juga oleh mahasiswa senior yang mempengaruhi juniornya untuk tidak mengikuti PPMB. Sebelumnya, tulisan ini terinspirasi dari percakapan tadi sore bersama Yoyo dan teman-teman lainnya ketika menghadiri Kampanye Terbuka Ketua Angkatan Pajak STAN 2010. Di sini saya hanya sekadar ingin mengungkapkan pandangan saya tentang ospek (Orientasi dan Pengenalan Lingkungan Kampus) apapun itu namanya, berhubung di kampus khususnya di spesialisasi saya sedang masanya diadakan ospek dengan nama dan mungkin format yang sedikit berbeda dengan kampus lainnya.

Saya rasa salah besar ketika ada dari teman kita yang menilai kalau ospek untuk mahasiswa baru itu tidak perlu. Mungkin anggapan tersebut timbul karena pada masa lalu ospek selalu diasosiasikan dengan hal-hal negatif seperti ajang balas dendam dari senior kepada junior, dipenuhi dengan kekerasan baik lahir maupun batin, dan masih banyak lagi mimpi buruk tentang ospek di masa lalu. Apakah ospek sekarang masih seperti itu? Kalau dari pengalaman saya ketika mengikuti ospek dua tahun lalu, hal-hal negatif tersebut sudah tidak saya rasakan lagi.

Tujuan Ospek

Mempersiapkan kepribadian seorang MAHAsiswa

Ospek diadakan tepat pada fase peralihan dari seorang anak SMA menjadi seorang anak kuliahan. Akhir dari fase ini mengakibatkat adanya prefiks maha- pada kata siswa sehingga menjadi mahasiswa. Maha- itu sendiri memiliki makna yang hampir sama dengan ter- atau yang paling tinggi, dari situ dapat diambil kesimpulan bahwa seorang mahasiswa merupakan pelajar dengan jenjang yang paling tinggi. Itu artinya beban yang diemban seorang mahasiswa akan lebih berat daripada seorang siswa. Sebenarnya kalau kita cermati lagi, tugas ketika ospek ini tidak lebih berat dari tugas-tugas kuliah bahkan kalau dibandingkan dengan tekanan batin yang cukup kuat akibat bayang-bayang DO yang selalu menghantui mahasiswa di kampus kita ini, apalagi ospek ini hanya diadakan selama beberapa hari saja.

Pendewasaan diri

    Biasanya dalam ospek ada divisi atau bidang yang namanya Komdis (Komisi Disiplin) atau Peneva (Penilaian dan Evaluasi) bahkan mungkin masih ada istilah lain dengan tugas dan fungsi yang sama yaitu memarah-marahi mahasiswa baru. Mereka marah-marah juga bukan karena benci, mereka tahu bahwa seorang mahasiswa itu sudah dewasa dan seorang yang sudah dewasa tidak akan serta merta memiliki penilaian yang sama seperti anak kecil yang menganggap bahwa orang memarahi dia karena membencinya melainkan tujuannya yaitu untuk menyampaikan pesan-pesan positif yaitu seperti agar tidak apatis, peduli akan lingkungan sekitar, dan pesan-pesan positif lainnya. Walaupun terkadang mereka memakai cara fisik (ex: push up) itu juga kalau ada pelanggaran berat yang dilanggar dan seperti itulah nanti yang akan terjadi di dunia yang sebenarnya. Setiap perbuatan akan selalu ada konsekuensinya. Walaupun mereka terlihat garang dan terkadang dijauhi oleh mahasiswa baru tapi sebenarnya mereka juga mau membantu apabila adik-adiknya mempunyai kesulitan dalam beradaptasi di kampus barunya.

    Melatih berfikir “Out of The Box

      Ketika ospek kita selalu diinstruksikan untuk melakukan semua kegiatan dengan cepat, hal ini berkaitan dengan kemampuan berpikir atau pola pikir kita. Ada kalanya kita begitu sulit untuk mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapinya padahal msalahnya itu tidak begitu rumit. Hal ini terjadi akibat kita terkurung dalam kotak pikiran kita sendiri. Padahal kalau kita berusaha untuk keluar dari kotak tersebut masalah yang tadinya rumit pun akan dengan mudah dapat diselesaikan.

      Menumbuhkan kekompakan di dalam satu angkatan

        Tujuan inilah yang menginspirasi saya untuk menyarankan agar ada Ketua Angkatan Pajak di mulai dari angkatan 2010 ini. Menurut pengalaman saya selama hidup di asrama, seorang ketua angkatan begitu besar peranannya dalam menumbuhkan kekompakan di dalam suatu angkatan. Karena bagaimanapun kekompakan itu akan tumbuh ketika sudah ada kesadaran dari angkatan tersebut bukan dari angkatan lain dan untuk hal itu haruslah ada seorang pemimpin yang menentukan ke arah mana angkatan tersebut akan berkembang, sedangkan angkatan yang lebih senior hanya sebatas membingbing dengan pengalamannya yang lebih banyak karena bagaimanapun mereka lebih dulu menginjakkan kaki di kampus ini. Selain itu, tujuan dari adanya Ketua Angkatan ini juga untuk menimbulkan rasa kepemimpinan (leadeship). Sekali lagi saya tekankan bahwa adanya Ketua Angkatan ini tidak hanya formalitas atau ritual belaka yang tidak memiliki tujuan yang bermanfaat seperti yang diungkapkan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

        Menghargai pluralisme

          Isu pluralisme ini juga sempat disinggung dalam Kampanye Terbuka tadi sore. BHINNEKA TUNGGAL IKA, kalimat yang tertera pada lambang negara kita tersebut merupakan jati diri dari bangsa Indonesia yang harus kita jaga dengan baik. Latar belakang yang berbeda-beda menjadikan mahasiswa di kampus kita ini menjadi begitu beragam sehingga menuntut kita untuk bisa menghargai keragaman tersebut. Setelah terjun ke dunia kerja nanti tidak akan dinilai dari SARA melainkan dari kemampuan yang kita miliki, jadi hanya membuang-buang waktu saja kalau kita hanya mempermasalahkan tentang SARA.


          Itulah antara lain tujuan dari diadakannya ospek menurut pandangan saya. Ospek yang baik adalah ospek yang bertujuan untuk membekali mahasiswa baru dengan pengetahuan dan kedekatan dengan almamaternya demi menumbuhkan jiwa kemahasiswaan yang baik sebagai bagian dari civitas akademika Spesialisasi Administrasi Perpajakan.

          Saran untuk adik-adik baru saya, ikutilah kegiatan ospek dengan sebaik-baiknya. Jangan karena alasan malas atau kelelahan menjadikan adik-adik tidak mengikuti ospek, sebenarnya menjadi panitia ospek itu lebih melelahkan daripada menjadi peserta ospek.  Bergabunglah dengan organisasi atau kepanitiaan yang ada di kampus karena menurut Anies Baswedan pun seperti yang dikutip Majalah Civitas edisi Agustus 2010, “IP itu yang mengetuk pintu. Tapi, setelah masuk ruangan (kerja), apa yang Anda kerjakan tidak berbasis IP.” Akan tetapi, karena di kampus kita IP ini menjadi syarat kelulusan jangan juga kita melupakannya karena terlalu asik berorganisasi, carilah IP yang tinggi di tingkat satu karena biasanya materi kuliahnya juga tidak begitu sulit dibandingkan dengan materi kuliah di tingkat atas.
          Baca Juga
          Abah
          Generasi Micinial

          Artikel Terkait

          Posting Komentar