zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Blogger Berpengaruh di Dunia

Ketika mengamati nama-nama dalam The Top 100 Global Thinkers versi Foreign Policy, ada rasa bangga ketika melihat nama orang Indonesia termasuk ke dalamnya. Satu-satunya orang Indonesia yang masuk ke dalam daftar tersebut adalah Sri Mulyani Indrawati. Mantan Menteri Keuangan yang kini menjabat sebagai salah satu Direktur Bank Dunia tersebut ada dalam peringkat ke-72.

Selain itu, hal yang membuat saya semakin tertarik mengamati nama-anam dalam daftar tersebut adalah adanya tiga nama blogger yang masuk dalam daftar tersebut. Mereka adalah Malala Yousafzai, Alexey Navalny, dan Sana Saleem. Berurutan, ketiganya berada di peringkat 6, 45, dan 100. Nama mereka terpampang bersama nama-nama presiden, perdana menteri, ekonom, aktivis, dan profesi lainnya yang juga masuk ke dalam daftar tersebut. Memang dalam daftar tersebut Yousafzai tidak disebutkan sebagai seorang blogger seperti yang lainnya. Namun jelas bahwa Yousafzai juga merupakan seorang blogger.

***


Malala Yousafzai: For standing up to the Taliban, and everything they represent.

Namanya mulai mencuat ketika 19 Oktober kemarin, blogger Pakistan ini ditembak anggota Taliban. Peluru bersarang di kepala dan leher Yousafzai. Ajaib, jiwanya masih dapat terselamatkan. Ternyata tidak hanya pesawat tanpa awak atau tank militer AS yang ditakuti Taliban. Seorang blogger berusia 15 tahun juga cukup ditakuti Taliban. Melalui tulisan-tulisannya, Yousafzai bercerita tentang kehidupannya yang berada di daerah konflik, daerah yang dikuasai Taliban. Tulisannya terutama memperjuangkan hak anak perempuan di daerahnya agar memperoleh akses pendidikan sama seperti anak laki-laki.

I think of it often and imagine the scene clearly. Even if they come to kill me, I will tell them what they are trying to do is wrong, that education is our basic right.

Dalam The Top 100 Global Thinkers, Yousafzai berada satu peringkat di atas Barack Obama. Perjuangannya telah membuka mata banyak orang akan hak-hak perempuan. Oktober 2011, Yousafzai mendapat nominasi dalam penghargaan “International Children’s Peace Prize” oleh Desmond Tutu, seorang aktivis Afrika Selatan. Dua bulan kemudian, Yousafzai dianugerahi “Pakistan’s National Youth Peace Prize” oleh Perdana Menteri Yousaf Raza Gilani.


Alexey NavalnyFor finding the Kremlin's weak spot.

Navalny adalah pemimpin oposisi yang menentang Presiden Rusia, Vladimir Putin. Sebelum masuk ke dalam daftar The Top 100 Global Thinkers, majalah Time telah lebih dulu memasukkannya ke dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia. Navalny terkenal sebagai pengacara dengan penampilan rapi dan ucapan-ucapannya yang provokatif. Muncul sebagai bintang dari gerakan protes terhadap Vladimir Putin dan salah satu harapan terbesar gerakan protes tersebut sebagai tantangan serius terhadap Vladimir Putin.

Navalny mulai mengenal blog ketika bekerja di partai Yabloko, salah satu partai oposisi. Di sana, dia bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan partai, menarik perhatian media massa untuk meliput kegiatan-kegiatan tersebut. Hal tersebut membuatnya lebih fokus dan mulai menulis tentang korupsi, menerbitkan dokumen-dokumen, dan mengekspos partai “party of crooks and thieves”, julukannya untuk partai United Russia, di blognya. Alasan yang membuatnya bertahan sebagai seorang blogger adalah adanya sensor di media massa. Maka dari itu Navalny menulisnya dalam blog. Itu pula yang membedakan blog masyarakat Rusia dengan blog-blog dari negara lainnya, termasuk Indonesia.


Sana SaleemFor insisting that free speech is not blasphemy.

September kemarin, pasca rilis film anti Islam "Innocence of Muslims", kerusuhan merebak di seluruh dunia. Ketika Pakistan menangkap seorang gadis Kristen 14 tahun atas dasar perintah undang-undang. Hal tersebut mengundang protes dari para aktivis yang menganggap unndang-undang tersebut hanya digunakan untuk menekan agama minoritas di Pakistan, termasuk di antaranya Saleem.

Kemudian, pemerintah Pakistan mengajukan proposal "URL Filtering and Blocking System", sebuah sistem yang mirip dengan sistem yang diterapkan di Cina di mana pemerintah dapat memblokir situs-situs yang tidak diinginkan secara massal. Saleem, pendiri Bolo Bhi,yang berarti "speak up", kelompok anti sensor yang berbasis di Karachi memutuskan untuk menolak proposal tersebu. Seperti yang ditulis dalam blognya, Mystified Justice, "When a state embroils its citizens in an 'either you are with us or against us' argument every dissent is at risk of being equated to treason -- or in an Islamic country, blasphemy." Saleem mengajak kita untuk membela hak setiap orang untuk mengemukakan pendapat di media daring, sekalipun kita tidak setuju dengan pendapat yang diutarakannya.

***

Tiga orang blogger yang masuk ke dalam The Top 100 Global Thinkers menjadi sebuah pertanyaan besar bagi blogger Indonesia, sudahkah mengontribusikan pemikiran-pemikirannya untuk kepentingan bersama? Tidak hanya ngeblog untuk curhat bombai. Memang tidak salah untuk cuhat dalam blog. Tapi alangkah lebih baik lagi jika blog kita bisa bermanfaat untuk orang banyak.

____________________
Sumber gambar: Foreign Policy | Guardian | WordPress
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

6 komentar

  1. #jlebb.. eh tapi sebenarnya banyak sih blogger yg isi blognya mengenai perjuangan. tapi ya gtu, kurang dikenal karena masyarakat indonesia sendiri lebih 'terhibur' dengan blogger yang pangsa pasarnya seperti raditya dika dkk. cmiiw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak apa-apa mau mengikuti Raditya Dika juga, kalau memang bisa menghibur dan serius dengan genre seperti itu. Berarti kan ada manfaatnya juga, menghibur orang lain. :D

      Hapus
  2. Salah satunya juga blognya Fiscus wanna be ini.

    BalasHapus
  3. Gak berani ngebayangin mukanya Yousafzai pas dia ditembak, gak tega.

    BalasHapus