zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

From the City of Apples to the Big Apple


Pertama kali mendengar nama Iwan Setiawan yaitu dari blog seorang teman, saat Iwan menjadi narasumber Workshop Tulis Nusantara di Surabaya. Sampai beberapa hari lalu, saya singgah di laman VOA Indonesia dan melihat sebuah video berjudul "Pembuatan Film '9 Summers 10 Autumns' di AS - Liputan Feature VOA".


Video di atas memberitakan tentang shooting film layar lebar yang diangkat dari novel karya Iwan Setiawan, "9 Summers 10 Autumns". Selain Malang dan Bogor, film tersebut juga mengambil latar di the Big Apple, New York, kota di mana Iwan menetap selama 10 tahun ini. Ihsan Tarore, pemenang Indonesian Idol 2006, hadir sebagai pemeran utamanya, memerankan Iwan dewasa. Sementara Iwan kecil diperankan oleh Shafil Hamdi Nawara.

Film yang digarap Ifa Ifansyah ini menceritakan kehidupan nyata seorang anak sopir angkot di Batu, Jawa Timur. Bercerita tentang perjuangan gigih seorang anak yang lahir dan besar di Kota Apel, kemudian hijrah untuk kuliah di Kota Hujan, hingga merambah karir dan sukses menjadi direktur sebuah perusahaan ternama di the Big Aple.


Saya sendiri belum pernah membaca novelnya. Kalau kata teman kantor saya yang pernah membaca novelnya, memang benang merah ceritanya identik dengan "Laskar Pelangi" atau "Negeri 5 Menara" berupa novel aoutobiografi inspiratif. Namun tentu saja ceitanya tetap memiliki keuinikan tersendiri. Meski sama-sama bercerita tentang seorang anak yang berhasil mengejar mimpinya sampai ke luar negeri, meski harus bergelut dengan keterbatasan ekonomi. Selain itu, sudah pasti setiap penulis mempunyai gaya bercerita yang tidak sama, termasuk Iwan Setiawan.

Cerita aoutobiografi inspiratif seperti dalam film ini akan selalu dibutuhkan. Cerita seperti ini akan memperkuat mimpi-mimpi kita. Bahwa tidak mustahil untuk meraih hidup yang lebih baik dengan apapun latar belakang kita, anak siapapun kita, dan dari manapun kita. Cerita dalam film ini menjadi bukti bahwa dengan kerja keras, tidak ada yang mustahil untuk meraih kesuksesan, melalui pendidikan dan suasana keluarga yang hangat. Itulah pesan yang akan disampaikan melalui film ini.

"Kita enggak menjual drama atau kesedihan. Tapi kisah yang inspiratif." ujar Edwin Nazir, sang produser. Rencananya film ini akan rilis di Indonesia paling cepat April tahun depan, setelah world premiere di festival film luar negeri. Apakah film ini bisa menandingi "Laskar Pelangi"? Waktu yang akan menjawabnya, kita tunggu saja tahun depan. 

____________________
Sumber gambar dan video: Rudicahyo | VOA Indonesia | Facebook
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

10 komentar

  1. kl soal novel agak kurang seneng baca autobiografi inspiratif met.... kayanya lebih seneng baca novel sprti "rahasia meede" asik baca alur ceritanya tau semacam "entrok" eh coba baca novel "69" cerita itu ttg kisah dilematis jadi pegawai pemerintah cm kasih refrensi met hehehhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, boleh juga tuh referensinya. Tapi harus berburu dulu. :D

      Hapus
  2. kayaknya boleh juga nih baca novelnya :)

    BalasHapus
  3. wah, recommended banget nih, semoga filmnya patuh sama novelnyaa hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sering film yang diadaptasi dari novel hasilnya cukup mengecewakan. Semoga yang ini tidak seperti itu. :D

      Hapus
  4. Saya udah baca novelnya, emang bagus banget. semoga filmnya bisa sebagus novelnya :)

    BalasHapus
  5. jadi penasaran sama bukunya.. nyesel juga dulu ga baca punyanya temen..hee

    BalasHapus