zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Kerugian Akibat Inkonsistensi Anggaran


Tahun 2012 telah usai, ada beberapa hal yang terjadi di tahun lalu yang patut dijadikan pelajaran. Salah satunya yakni kurang maksimalnya penyerapan anggaran tahun 2012. Besar anggaran untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp1.548 triliun. Sementara realisasinya hanya sebesar 95,7% atau sebesar Rp1.481 triliun.

Penyerapan belanja pegawai saja hanya 93,1%. Padahal ada ribuan pegawai yang hanya dibayar dengan honor di bawah UMP selama 7 bulan berturut-turut. Hahaha.

Terlepas dari alasan yang menjadi penyebab kurang maksimalnya penyerapan anggaran oleh kementerian dan lembaga, jika dilihat dari kaca mata seorang investor (ceileh), hal ini jelas merugikan. Ada lebih dari Rp100 triliun anggaran dari 48 kementerian dan lembaga yang tidak terserap. Di lain sisi, kita harus mengutang untuk membiayai sebagian dari anggaran tersebut, baik berupa utang luar negeri maupun utang luar negeri.

Mari kita berandai-andai, tentunya dengan tidak mengindahkan bagaimana postur anggaran tahun 2012. Seandainya anggaran yang tidak terserap tersebut berasal dari utang, jelas kita rugi karena ada bunga yang harus dibayar dari hutang tersebut. Kalaupun anggaran yang tidak terserap tersebut bukan berasal dari utang, kita tetap rugi. Kita kehilangan potensi penerimaan. Bayangkan, berapa potensi penerimaan yang bisa didapat jika dana yang tidak terserap tersebut diinvestasikan?

Tidak perlu saling menyalahkan. Dari pengalaman ini kita bisa belajar untuk lebih konsisten antara perencanaan dan implementasi anggaran. Ini hanyalah sebuah opini pribadi dari seorang manusia labil.
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

2 komentar

  1. Kayaknya menyesuaikan dengan target penerimaan pajak yang tidak tercapai juga ya...
    Salam kenal Mas, sekarang ditempatkan dimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya tidak ada hubungannya dengan tercapai atau tidaknya target penerimaan pajak.
      Sekarang di DJA. Salam kenal juga. :D

      Hapus