zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Kamu Terlalu Baik Buat Aku


Cinta itu anugerah. Ibarat mentari yang menerangi dan menjadi sumber energi bagi makhluk hidup di muka bumi. Ibarat hujan yang membasahi hamparan ladang tandus dan menumbuhkan cikal-cikal tanaman. Cinta bukan berasal dari tingginya materi, namun dari dalamnya nurani.

Ucok, dengan langkah gontai tak bertuan, menyambangi kosan Ucen. Kerut di dahinya penuh dengan liku tanda tanya.

"Muka lo kusut amat. Ga pernah disetrika ya?"

"Cen, gue abis nembak Yati." lirih tanpa menanggapi candaan temannya itu.

"Terus? Lo ditolak?"

"Masa dia bilang gue terlalu baik buat dia. Apa gue jadi berandalan aja biar Yati mau nerima gue?"

"Loh, kok gitu?"

"Ya biar Yati mau nerima gue. Lagian kan katanya Tuhan udah ngejanjiin orang baik bakalan dapet pasangan orang baik juga. Pun sebaliknya. Makanya gue pengen jadi orang yang lebih jahat lagi aja biar diterima Yati."

"Duh, Cen.. Ucen! Nih ya, lagian emang iya Tuhan ngejanjiin kayak gitu?"

"Kan itu ada ayatnya di kitab suci."

"Makanya kalau baca ayat dalam kita suci atau aturan perundangan jangan sepotong-sepotong."

"Emang gue salah ya, Cen?"

"Bukakan salah, tapi kurang tepat."

"Halah.. Bahasa lo kayak politikus aja, ngambang. Terus yang bener gimana dong?"

"Nih!"

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).... (QS 24: 26).

Ayat ke-26 tersebut merupakan satu kesatuan dalam beberapa rangkaian ayat, bahkan ayat tersebut masih ada lanjutannya: ....mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). (QS 24:26).

Ayat tersebut tidak hanya terputus pada kalimat "untuk wanita yang baik" tetapi masih berlanjut dengan bahasan tentang tuduhan dan ampunan. Ayat ini diturunkan dalam konteks tertentu dalam sebuah peristiwa sejarah.

Ayat tersebut diturunkan untuk menunjukkan kesucian isteri Rasulullah SAW, Aisyah. Suatu ketika, dalam perjalanan kembali dari suatu peperangan, Aisyah tidak sengaja terpisah dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang. Kemudian Aisyah diantarkan pulang oleh seorang laki-laki. Kejadian ini dijadikan oleh musuh-musuh Rasulullah SAW sebagai momen untuk menyebarkan fitnah dengan menuduh Aisyah berkhianat.

Hingga kemudian, Tuhan menurunkan ayat ini dalam satu paket surat yang dimulai dengan kalimat: Sesungguhnya orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga.... (QS 24:11). Dan, diakhiri dengan ayat ke-26 secara lengkap.

Diperkuat pula dengan bagaimana Tuhan memberikan pasangan kepada Nabi Nuh dan Nabi Luth, yang ternyata tidak sepadan.

"Oh gitu ya, Cen?"

"Begitulah kiranya."

"Kalau gitu gue ga harus jadi orang baik. Kan ga ada jaminan kalau gue bakalan dapet pasangan yang sepadan."

"Apa niat lo jadi orang baik cuma buat itu?"

"Emmm.. ga juga, sih?"

"Nah, tuh tahu."

"Terus Yati gimana, Cen? Gue galau!"

"Meneketehe!!"

"Ah, kayaknya gue curhat sama orang yang salah."

"Hahahaha."
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

16 komentar

  1. sepertinya ngga ada yang absolut dalam percintaan, kecuali maut yg memisahkan :/

    variabelnya banyak, begitu juga posibilitasnya. semua orang akan menghadapinya secara acak, entah bentuknya kaya apa.

    bahkan dekat dengan seseorang dgn waktu lama pun ngga berarti kita berjodoh dgn orang itu. #setengahcurcol

    BalasHapus
  2. jadi... lo kapan mosting tulisan galau sebenar-benarnya galau, cus? *menanti*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh, ini kurang galau? Kapan-kapan deh. :P

      Hapus
    2. Susah ya, kalau yang ngenilainya Ratu Galau Sejagad. :P

      Hapus
  3. Nice posting, emang itu alasan supaya kita ngga sakit hati.. tujuannya kan gitu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya sudah berpengalaman sekali. :)

      Hapus
  4. ia karena terkadang kita mikirnya dia terlalu baik sedangkan diri kita pantas nggak?? tapi kalau saya pribadi sih yakin janji Allah itu pasti.. laki-laki yang keji hanya untuk perempuan yang keji begitupun laki-laki yang baik anya untuk perempuan yang baik

    tapi bagaimana dengan laki-laki yang pernah jahat tapi udah bertaubat dan menjadi baik.. pantas gak it mendapatkan perempuan yang hidupnya gak pernah tergelincir ataupun sebaliknya.. ??
    untuk menentukan baik buruknya seseorang (pasangan) perlukah dilihat masalalunya atau dia yang sekarang???

    salam Kenal,, sy baru berkunjung disini,, kunjung balik yah kalau bs di folback jg hehehe nice blog^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi inti dari blog post ini justru sebaliknya. :D

      Hapus
  5. "Kamu terlalu baik buat aku, kamu nggak pantes buat aku"

    Itu mah cuma dijadiin alasan buat dia menghindar dari kamu ..

    Udah mendingan Move On ! :D

    BalasHapus
  6. Semoga postingannya bukan modus hehehehe. Mariiii, yg galau ditunggu :)

    BalasHapus