zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Heboh Sendiri


Secara pribadi, saya merasa prihatin melihat kelakuan SBY. Sebagai seorang presiden, seharusnya tidak sulit bagi SBY untuk menaikkan jumlah pengikutnya di Twitter dan Facebook. Sebagai seorang presiden saya kira SBY tidak perlu sampai membuat sayembara untuk menambah jumlah pengikutnya. Kenyataannya, SBY sampai banting tulang untuk mendongkrak jumlah pengikutnya itu. Terlihat dari beberapa sayembara yang diadakannya. Baru-baru ini saja ada "Kopdar Istura Spesial Ramadhan" dan "Sehari Bersama Presiden SBY".

Bukan. Saya bukan sedang ingin menjadi polisi moral. Seperti saya bilang tadi, saya hanya sedang ingin meluapkan keprihatinan saya. Apa sih untungnya (bagi negara) ketika SBY mempunya pengikut yang banyak di media sosial? Toh isi kicauannya pun kurang begitu penting. Sama saja seperti kicauan-kicauan saya. Hanya menjadi sampah di time line Twitter. Itulah kenapa saya tidak menjadi pengikut SBY di media sosial. Seperti tidak ada hal penting saja yang harus dilakukan seorang presiden.

Twit soal mawar atau saling mention dengan "sesama penyanyi" seperti Kevin Aprilio. Saya melihat akun media sosial SBY lebih kepada akun dalam perannya sebagai seorang warga Indonesia, bukan sebagai presiden. Ketika SBY sebagai seorang presiden mengadakan sayembara untuk mendongkrak jumlah pengikut di sosial media, entah ini bisa dibilang abuse of power atau tidak. Hahaha. Saya hanya bisa berprasangka baik. Mungkin ketika beliau gagal menjadi penyanyi, beliau ingin banting setir menjadi seleb twit.

Saya jadi teringat obrolan di pagi yang hangat bersama beberapa orang teman dari KPK. Waktu itu ada yang nyeletuk, “Kok kita kayak heboh sendiri ya?” Ketika di suatu sisi beberapa orang sibuk mengumpulkan penerimaan negara dan menjaga keuangan negara, di sisi lain ada orang-orang yang sibuk menghamburkannya. Seolah mereka tidak tahu bagaimana sulitnya negara mengumpulkan uang. Mungkin memang mereka tidak tahu.

Di saat banyak hal di negeri ini yang masih under regulated, presidennya malah sibuk membuat sayembara twitter. Maka saya sependapat ketika teman saya tadi mengatakan negeri ini negeri auto pilot. Terkadang, banyak hal di belakang layar yang membuat saya kadang berpikiran psimistis melihat semua kondisi yang ada. Tapi tidak begitu seharusnya. Terus bagaimana? Ah, itu tergantung kita masing-masing. Mau mengambil peran seperti apa?

Mungkin memang kita heboh sendiri dengan urusan pribadi kita. Bahkan ketika berdoa pun yang saya minta adalah apa-apa yang menjadi urusan pribadi saya. Jarang sekali, bahkan mungkin tidak pernah, saya berdoa untuk kebaikan negeri ini.

Selamat mudik. Hati-hati di jalan. :)

____________________
Sumber gambar: Kontan
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

2 komentar

  1. good job.. saya sangat menyukai semua postingan yg anda buat..
    bsa jdi sumber inspirasi jga..
    mw donk jdi tmn kmu.
    add whatsapp aku ya 08876714331

    BalasHapus
  2. sungguh terlalu SBY heheh. mungkin hanya dijadikan sebagai ajang pencarian suara demi pemilu 2014

    BalasHapus