zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Cari Uang


Kamu: "Buat apa kamu kerja?"

Saya: "Cari uang."

Kamu: "Uang kamu hilang?"

Tidak ada jawaban. Kamu mengira saya sedang sibuk cari uang. Atau, tengah malam begini kamu mengira saya sudah tidur. Karena kantor pun sudah sepi. Orang-orang sudah pulang. Hanya ada beberapa ekor kecoa yang lolos dari penyemprotan insektisida hari Minggu kemarin.

Padahal, saya belum tidur. Pertanyaan kamu tadi mengusik pikiran saya. Saya jadi bingung, untuk apa saya bekerja. Apakah benar saya bekerja semata-mata untuk mencari uang? Katanya, di Pondok Pesantren Gontor, di dekat tangga masjid, tepatnya di tembok asrama santri baru, terpampang tulisan besar "Ke Gontor, Apa yang Kamu Cari?" Dengan pertanyaan ini, siapapun yang datang ke sana seolah ditanya kembali niatnya datang ke pondok.

Sepertinya, saya harus ikut memampang tulisan seperti itu di dinding kubikel saya, "Ke Kantor, Apa yang Kamu Cari, Mat?" Tapi saya takut tulisan itu malah membuat saya semakin bingung. Kalau benar tujuan saya bekerja, ke kantor, untuk semata-mata mencari uang, lalu apa yang akan saya lakukan setelah mendapatkan uang?

Semua orang mengenal Warrent Buffett dan Bill Gates. Mereka sering bersama-sama menduduki ranking sepuluh besar orang terkaya di dunia. Konon, Warren Buffett menyumbangkan puluhan milyar dollar Amerika Serikat hartanya untuk beramal. Begitu pula dengan Bill Gates, Bersama istrinya, Melinda, Bill Gates menyumbangkan hampir semua hartanya untuk kepentingan orang-orang miskin, pendidikan, dan kesehatan.

Yang cukup menyentil, keduanya adalah orang agnostik. Hal ini sering dijadikan "sindiran" oleh orang-orang agnostik kepada orang-orang beragama. Sebagai orang yang mengaku beragama, saya hanya takut jika saya terlalu sibuk mengatakan sayalah yang paling benar, kesibukan itu akan membuat saya lupa untuk menjalankan ajaran agama yang saya yakini. Alih-alih merasa paling benar dan hanya sibuk menyalahkan orang lain, takutnya, hal itu justru membuat saya tidak lebih baik dari mereka yang saya anggap tidak lebih baik dari saya.

Dari hal sederhanya saja, seperti soal tujuan saya bekerja, seharusnya saya bisa belajar banyak, seharusnya saya bisa memahami tujuan Tuhan menciptakan saya di dunia ini. Pertanyaan "Buat apa kamu kerja?" bagi saya sangat susah untuk dijawab dan memang masih belum bisa terjawab dengan postingan sependek ini. Kalaupun di kemudian hari saya sudah mengetahui tujuan itu, pertanyaannya, mampukah saya untuk tetap konsisten dengan tujuan itu?

Saya mau menggosok gigi dulu. Saya juga harus berdoa agar tidak seperti pagi tadi, sampai nyaris kesiangan masuk kantor gara-gara di dalam mimpi saya terlalu asyik mengejar maling. Saya akhiri saja postingan membingungkan ini. Selamat tidur.
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

Posting Komentar