zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Kaleng Kerupuk


Sepertinya, hampir di semua ruang kerja di Jakarta ada kaleng kerupuk. Pengalaman saya di kantor yang lama dan di kantor yang sekarnag, keduanya ada kaleng kerupuk. Dulu, almarhum Pak Dodi sangat suka sekali kerupuk. Hampir setiap jam makan selalu terdengar derit kaleng kerupuk yang lalu diikuti bunyi kriuk-kriuk. Ketika penggemar setianya telah tiada, kini kaleng kerupuk itu kesepian.

Setiap kali diadakan lomba tujuh belasan, lomba makan kerupuk menjadi salah satu lomba yang tidak boleh absen. Mau anak-anak, mau orang tua, tidak ada perasaan gengsi untuk ikut berpartisipasi dalam lomba makan kerupuk. Ketika nasi menjadi makanan pokok dari sebagian besar orang Indonesia, kerupuk adalah makanan wajibnya. Mulai dari soto, ketoprak, sampai nasi goreng, rasanya menjadi kurang mantap kalau disantap tanpa kerupuk. Saya punya sepupu yang kalau makan harus ada kerupuk. Dia tidak bisa makan kalau tidak ada kerupuk.

Ada banyak varian kerupuk. Di pantai utara Jawa Barat kita mengenal kerupuk melarat. Kerupuk warna-warni ini disebut kerupuk melarat karena digoreng dengan cara yang sangat melarat, bukan dengan minyak goreng tapi dengan pasir. Ada juga kerupuk ikan, kerupuk jengkol, dan kerupuk kulit, yang diberi nama berdasarkan bahan bakunya. Di Priangan Timur ada dorokdok. Kerupuk dari sisitan daging sapi yang menempel di kulit ini dinamai dorokdok karena saat digigit akan menimbulkan bunyi “dorokdok..”.

Kerupuk memiliki peranan yang sangat penting dalam menggerakan perekonomian wilayah Priangan Timur, khususnya Kabupaten Ciamis. Salah satu kecamatannya, Cikoneng, dikenal sebagai sentra industri dorokdok. Kerupuk juga menjadi komoditas andalan para perantau Ciamis. Kalau perantau asal Tasikmalaya terkenal sebagai tukang kredit dan perantau asal Garut terkenal sebagai tukang cukur rambut atau tukang sol sepatu, perantau asal Ciamis terkenal sebagai tukang kerupuk dan tukang las. Coba tanya pemilik pabrik kerupuk dan bengkel las di jakarta, dari mana asalnya?

Bisnis kerupuk memang lumayan menjanjikan. Di lantai ini saja terhitung ada empat kaleng kerupuk. Jika dikali jumlah lantai–dengan asumsi semua lantai berpenghuni, maka di gedung ini ada delapan puluh kaleng kerupuk. Itu pun belum termasuk kaleng kerupuk yang ada di kantin. Sila taksir sendiri rupiahnya.

Kaleng kerupuk di sudut ruangan, yang terasing bersama tumpukan kertas bekas, yang teronggok di atas brankas usang, yang terhimpit hiruk-pikuk jaman, janganlah dia dilupakan. Kriuk!
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

Posting Komentar