Baru saja saya usai membaca tulisan Kepala Suku Mojok. Judulnya Menonton AADC 2 di Jember. Tapi dibanding tulisan sang kepala suku, foto ilustrasinya lebih menarik perhatian saya. Bukan. Bukan karena tulisannya jelek, tapi karena foto itu menyeret memori saya pada satu tempat. Tempat rahasia. Sekaligus tempat yang sangat bersejarah bagi saya dan isteri saya.
Kebetulan, hari Ahad kemarin kami baru dari sana, syukuran hari lahir isteri saya. Dua tahun sebelumnya, tepat di hari lahir saya, kami juga datang ke tempat-rahasia-itu. Ingat ya, karena tempatnya rahasia, saya tidak akan pernah menyebutkan lokasi persisnya.
Kebetulan, hari Ahad kemarin kami baru dari sana, syukuran hari lahir isteri saya. Dua tahun sebelumnya, tepat di hari lahir saya, kami juga datang ke tempat-rahasia-itu. Ingat ya, karena tempatnya rahasia, saya tidak akan pernah menyebutkan lokasi persisnya.
Karena penasaran, segera saya buka YouTube, mencari trailer AADC2. Jangankan filmnya, trailernya pun belum sempat saya tonton. Di awal trailer itu ada adegan reuni Cinta dan gengnya. Benar saja, tempat-rahasia-itu menjadi latarnya. Lokasinya memang tidak terlampau jauh dari sekolah Cinta dan Rangga, SMA Kolese Gonzaga.
Tempat-rahasia-itu bukan kebetulan yang pertama. Minggu kemarin, sewaktu mencari hotel di Jogja, secara tidak sengaja algoritma Google mempertemukan saya dengan sebuah hotel yang ternyata adalah hotel tempat Cinta menginap selama di Jogja, Greenhost Boutique Hotel Prawirotaman, satu hotel yang sangat instagenic. Hotel ini menawarkan sebuah penginapan nyaman yang bernuansa alam dengan tanaman hijau nan menyejukkan mata dan pikiran.
Tempat-rahasia-itu bukan kebetulan yang pertama. Minggu kemarin, sewaktu mencari hotel di Jogja, secara tidak sengaja algoritma Google mempertemukan saya dengan sebuah hotel yang ternyata adalah hotel tempat Cinta menginap selama di Jogja, Greenhost Boutique Hotel Prawirotaman, satu hotel yang sangat instagenic. Hotel ini menawarkan sebuah penginapan nyaman yang bernuansa alam dengan tanaman hijau nan menyejukkan mata dan pikiran.
Kebetulan yang terakhir, di Jogja sudah ada Gojek. Di sela perjalanan saya yang cukup padat (sok sibuk), saya tetap bisa melakukan ritual napak tilas AADC dua. Pagi-pagi saja, usai sarapan, saya masih sempat napak tilas ke Taman Sari. Memang saya tidak sempat menjamah semua kawasan Taman Sari yang amat luas itu. Tapi setidaknya saya sempat berkeliling dan bercengkerama dengan warga yang tinggal di Taman Sari.
Sudah ya. Sebaiknya saya akhiri saja tulisan ini daripada semakin ngelantur. Kalau kebetulan mampir ke tempat-rahasia-itu jangan lupa mencicipi Rayuan Maut dan Duda Kaya, dua spesies minuman unik yang dijajakan di sana.
