Hari ulang tahun diperingati sebagai hari dimulainya kehidupan seorang anak manusia. Orang Sunda mengenalnya sebagai milangkala. Milang berarti menghitung dan kala berarti waktu. Terlepas dari apa dan bagaimana kami memaknainya, hari Minggu kemarin kami mengadakan syukuran milangkala Jagoan. Tempatnya di PAUD Inklusi Bintang Bangsaku RW 07 Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kota Depok.
Saya datang duluan. Ambu mampir ke Margonda dulu, membeli kue. Sampai di depan PAUD, gerbangnya masih di gembok. Akhirnya saya mampir ke rumah Bu Yuyun. Ternyata Bu Yuyun sudah berangkat ke rumah Bu RW. Saya pun menyusul ke rumah Bu RW. Di rumahnya, Bu RW sedang sibuk menyiapkan cetakan nasi tumpeng. Saya kembali ke PAUD untuk mendekorasi Saung Ageng, ditemani Bu Yuyun. Tidak lama Ambu datang. Sementara jagoan main di rumah Bu Yuyun, Nonton badminton sama Pak Toha.
Saya datang duluan. Ambu mampir ke Margonda dulu, membeli kue. Sampai di depan PAUD, gerbangnya masih di gembok. Akhirnya saya mampir ke rumah Bu Yuyun. Ternyata Bu Yuyun sudah berangkat ke rumah Bu RW. Saya pun menyusul ke rumah Bu RW. Di rumahnya, Bu RW sedang sibuk menyiapkan cetakan nasi tumpeng. Saya kembali ke PAUD untuk mendekorasi Saung Ageng, ditemani Bu Yuyun. Tidak lama Ambu datang. Sementara jagoan main di rumah Bu Yuyun, Nonton badminton sama Pak Toha.
Surat undangan tidak jadi disebar, hanya pengumuman ke anak-anak PAUD bahwa hari Minggu pukul sepuluh pagi akan ada syukuran milangkala Jagoan. Meski begitu, anak-anak tetap antusias untuk datang. Ambu mencoba mengendalikan suasana dengan mendongeng dan mengajak menyanyi. Tidak lama Pak RW datang. Kehadiran Pak RW sempat membuat ambu keder, gagal fokus. Acara dimulai dengan doa, anak-anak membaca Al Fatihah bersama, dipimpin Pak RW.
Ketika beranjak ke sesi tiup lilin, suasana mulai ricuh. Anak-anak berduyun mengerubungi meja. Bu RW dan Bu Yuyun turun tangan dan meminta anak-anak untuk duduk. Acara dilanjutkan dengan potong tumpeng yang sudah dibuatkan spesial oleh Bu RW. Selain nasi tumpeng, Bu RW juga menyiapkan nasi kuning. Entah harus bagaimana kami berterima kasih kepada beliau.
Jagoan tidak kalah antusias. Centong nasi sampai tidak mau dilepas. Termasuk saat anak-anak menikmati kue es krim, jagoan tidak mau ketinggalan. Selesai makan, Jagoan berlari ke sana ke mari. Sambil sesekali diajak main ayunan, dan leyeh-leyeh di Saung Alit, karena abahnya sudah hampir tepar.
Wilujeng milangkala, anaking jimat awaking. Tong hariwang ku kalangkang. Tong melang ku kahayang. Mugia Gusti maparinan kawilujengan, kabagjaan, élmu anu mangpaat, tur rijki anu jembar.
Selamat ulang tahun.. semoga menjadi putra sholeh penyejuk jiwa orang tua :)
BalasHapusTerima kasih, Tante Momon. :D
Hapus