zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Islam Moderat dan Inklusif


Indonesia merupakan sebuah negara dengan jumlah pemeluk agama islam terbesar di dunia. Tetapi melihat hal tersebut seharusnya kaum nonmuslim tidak perlu merasa cemas walaupun di dunia internasional muncul stereotip yang menganggap bahwa Islam adalah agama teroris, agama yang radikal. Lalu kenapa kaum nonmuslim Indonesia tidak perlu merasa cemas akan hal tersebut?

Dua sayap besar umat Islam Indonesia, NU dan Muhammadiyah, dari awal didirikannya kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia ini sudah mengembangkan sebuah Islam yang ramah terhadap siapa saja, tidak hanya terhadap kaum nonmuslim bahkan ramah terhadap kaum yang tidak beriman sekalipun, selama semuanya saling menghormati dan menghargai perbedaan itu. Namun, apabila para pemeluk agama sudah tidak lagi memiliki nalar akibatnya akan muncul suatu bencana yang pada akhirnya akan dengan mudah menghakimi orang-orang yang tidak sealiran dengannya.

Memang sudah seharusnya setiap pemeluk agama, agama apapun itu, merasa bahwa agamanya yang paling benar karena itu adalah alasan kenapa seseorang memeluk agamanya. Tapi jangan sampai hal tersebut memunculkan keinginan untuk melenyapkan orang-orang yang berbeda penafsiran ideologi dengannya bahkan sampai darah sesama manusia menjadi tidak ada harganya lagi. Rasanya saya tidak perlu menyebutkan contoh dari peristiwa-peristiwa yang timbul akibat pola pikir yang monolitik tersebut karena sudah sering terjadi hal seperti itu dan kita tidak sulit lagi untuk melihat contoh-contohnya.

Apakah bisa diterima ketika ada orang-orang yang mengatasnamakan Tuhan yang menghukum bahkan melenyapkan orang-orang yang tidak mempunyai ideologi yang sama dengannya? Orang-orang seperti ini tidak hanya ada di antara orang-orang Islam, misalnya di Amerika ada golongan fundamentalis Kristen yang pernah menjadi pendukung rezim George W. Bush. Di antara orang-orang yang tidak bisa menerima adanya perbedaan tersebut yang paling ekstrem adalah mereka yang terjerumus ke dalam terorisme.

Ada beberapa teori yang menerangkan tentang fundamentalisme yang muncul di dunia Islam. Yang paling terkenal yaitu fundamentalisme muncul karena umat Islam tidak siap menerima arus modern yang dinilai sudah sangat menyudutkan Islam. Lebih buruknya mereka menyusun kekuatan politik untuk melawan arus modern tersebut dengan berbagai cara. Apabila terjadi demikian maka tidak akan bida dihindari terjadinya benturan-benturan dengan umat Islam yang tidak setuju dengan cara yang diambil oleh kaum fundamentalis. Tapi bukan berarti kaum yang tidak setuju dengan cara yang diambil oleh kaum fundamentalis tersebut telah terhanyut ke dalam arus modern.

Teori lain yang menerangkan tentang munculnya fundamentalisme yang muncul di dunia Islam yaitu rasa persaudaraan yang muncul terhadap nasib yang menimpa umat Islam yang ada di Palestina, Afghanistan, dan Iraq. Rasa solidaritras kepada sesama muslim ini sebenarnya dimiliki olah semua umat Islam di dunia. Akan tetapi, sejauh mungkin uat Islam moderat menghindari timbulnya kekerasan dan tetap mempertahankan kedamaian, meskipun saya juga tahu penderitaan saudaara-saudara saya di sana sudah tidak tertahankan lagi.

Sampai saat ini masih belum bisa diterima oleh nalar saya alasan-alasan kenapa kekerasan bahkan terorisme yang muncul di Indonesia dan mengatasnamakan Islam padahal mayoritas umat Islam sendiri mengutuk hal tersebut. Coba kita pikir dengan akal yang jernih. Apa manfaat pengeboman yang sering terjadi di Indonesia? Apakah itu sebuah pembalasan dendan terhadap penderitaan saudara-saudara di Palestina? Lalu kenapa dilakukan di Indonesia? Negera kita sendiri, tempat kita dibesarkan, negara yang untuk meraih kemerdekaannya harus dibayar dengan nyawa para pendahulu kita? Apakah begitu cara seorang muslim menghargai jasa para pahlawannya? Tentu tidak, bukan? Kalau memang berani kenapa bom-bom bunuh diri itu tidak dilakukan di Palestina, di Afghanistan, atau di Irak. Apabila bom-bom bunuh diri itu dilakukan di negara yang sedang terjadi konflik nalar saya masih bisa sedikit menerimanya, bukan dilakukan di tanah air kita Indonesia yang nyata-nyata tidak ikut serta mendzalimi saudara-saudara kita di sana.

Teori selanjutnya tentang fundamentalisme ini yaitu teori yang mungkin hanya berlaku di Indonesia. Munculnya fundamentalisme disebabkan oleh gagalnya mewujudkan cita-cita kemerdekaan yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Korupsi yang terjadi di mana-mana merupakan salah satu bukti nyata dari kegagalan tersebut. Semua orang sudah tahu dan merasakan efek negatif yang timbul dari korupsi yang terjadi di Indonesia. Namun, karena sempitnya pengetahuan sosial dan kebangsaan kaum fundamentalis ini akhirnya mereka menempuh jalur pintas yaitu dengan berusaha menerapkan syariat Islam melalui kekuasaan.

Yang lagi-lagi masih belum bisa diterima oleh nalar saya yaitu kaum fundammentalis ini semuanya anti demokrasi tapi mereka memakai "kendaraan" lembaga negara yang demokratis untuk mewujudkan cita-cita politiknya tersebut. Sangat berbeda antara teori yang mereka anut dengan pelaksanaan dilapangan. Apakah menurut kaum fundamentalis ini perbedaan antara teori dan praktik masih bisa ditoleransi? Menurut saya, ini sama saja dengan kita meyakini bahwa suatu pebuatan itu berdosa apabila dilakukan tapi kita tetap melakukannya untuk meraih apa yang kita cita-citakan. Bukankah ini sama saja dengan koruptor yang meyakini bahwa korupsi itu  merupakan suatu perbuatan yang tidak baik tetapi mereka tetap melakukannya?

Saya setuju dengan keprihatinan yang dirasakan oleh kaum fundamentalis bahwa Indonesia memang masih sangat jauh dari keadilan, masih jauh dari cita-cita kemerdekaan. Tetapi cara-cara yang tidak bisa diterima oleh nalar itu menurut saya malah akan menyebabkan Indonesia semakin jauh dari cita-cita kemerdekaan. Sebuah masalah tentang pemahaman Islam di Negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia tidak akan bisa diselesaikan dengan pemikiran sempit yang selalu ingin memakai jalan pintas bahkan tak jarang harus berujung dengan kekerasan.

Memang benar demokrasi yang ada di Indonesia sekarang ini belum benar-benar sehat tapi untuk kedepannya tidak ada pilihan jalan lagi untuk meraih cita-cita kemerdekaan di sebuah negara yang majemuk. Karena para pendahulu kita dari dulu tidak menjadikan Indonesia ini sebagai negara Islam walaupun kebanyakan dari mereka adalah orang Islam dan juga terdapat beberapa ulama besar. Indonesia adalah negara demokrasi pancaslia dan sebagai generasi penerus bangsa tugas kita adalah melanjutkan langkah para pendahulu kita untuk mewujudkan cita-cita tersebut bukan malah menghancurkannya. Itu adalah salah satu cara kita untuk menghargai jasa para pahlawan, untuk menjadi sebuah bangsa yang besar, menurut saya.
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

Posting Komentar