zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Ngomongin Seks Yuk!

Kapan lo pertama kali tahu tentang seks? Dan dari mana lo tahu tentang seks itu?


Hello!! Ketemu lagi sama blogger pengangguran paling unyu sepanjang masa dunia akhirat. Ayo jawab dua pertanyaan gue di awal tadi. Cukup dalam hati aja ya. Dari pertanyaan-pertanyaan dan gambar di atas pasti udah bisa ditebak apa topik ocehan gue kali ini. Yap! Kali ini gue bakalan ngoceh soal seks. Et, jangan ngeres dulu. Ocehan gue ini bukan ocehan buat orang dewasa kok. Anak-anak juga ga dilarang buat baca kok.

Konon katanya di sebuah negeri yang mengaku lebih beradab dari bangsa barat seks adalah sesuatu yang tabu. Tapi anehnya rakyat di negeri itu seneng banget kalau bikin joke yang bau-bau seks. Pernah gue nonton stand up comedy. Waktu itu iseng-iseng gue ngebandingin dua comic yang lagi open mic. Yang satu jokesnya tentang karyawan dan satunya lagi nyerempet-nyerempet soal seks. Udah ketebak kan penonton banyakan ketawa karena jokes yang mana? Di negeri itu banyak juga dibikin film-film horor yang malah ngejual “seks” daripada horor. Dari poster-posternya aja udah kelihatan. Selain itu, di negeri itu juga banyak bertebaran situs-situs berbau seks. Jadi, apa di negeri itu seks masih bisa dianggap sebagai sesuatu yang tabu?

Gue pernah denger kalau katanya menurut sebuah survei rata-rata orang tahu tentang seks sejak umur 10 tahun. Lalu dari mana seorang anak usia 10 tahun dapet informasi tentang seks? Padahal setahu gue dalam kurikulum pendidikan formal ga ada yang namanya pendidikan seks. Juga banyak orang tua yang ga ngajarin pendidikan seks buat anaknya. Kemungkinannya ada dua, dari temen sebaya atau dari internet. Lalu apa informasi yang didapet dari kedua sumber itu bisa dipertanggungjwabkan validitasnya, ga kan? Kalau kita googling aja pakai keyword “seks” yang muncul kebanyakan situs-situs porno. Jadi penting ga sih pendidikan seks itu? Apalagi kek gue bilang tadi, kebanyakan orang tua lebih milih buat ga ngasih pendidikan seks buat anaknya. Padahal seorang anak pasti tumbuh dengan rasa ingin tahu yang besar. Ketika itulah si anak akan mencari tahu jawaban dari keingintahuannya itu dari teman sebaya atau dari internet. Bukan dari orang tuanya.

Ngomong-ngomong soal seks, seks ini erat kaitannya sama gender, orientasi seksual, dan perilaku seksual. Gender atau jenis kelamin merupakan keadaan anatomis seseorang. Dilihat adari anatomi tubuhnya seseorang bisa berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Sebenarnya gender ini lebih kepada konstruksi budaya masyarakat. Apalagi ada stereotipe yang muncul di negeri yang gue ceritain tadi. Yaitu laki-laki kedudukannya lebih tinggi daripada perempuan. Dan perempuaan hanya dianggap pantas untuk melayani laki-laki. Hal kek gitu disebut seksisme, suatu pandangan yang secara sadar atau ga sadar nempatin jenis kelamin tertentu sebagai sudut pandang utama. Hampir selalu yang jadi sudut pandang utamanya adalah laki-laki. Karena itulah akhirnya muncul isu kesetaraan gender atau lebih populer dengan istilah emansipasi wanita.

Selain itu, budaya masyarakat juga menjadikan label bahwa ciri seorang laki-laki adalah maskulin dan perempuan adalah feminin. Padahal sebenernya setiap orang punya kedua sifat itu, maskulinitas dan femininitas. Tapi tentunya dengan kecenderungan yang berbeda-beda.

Sama halnya dengan orientasi seksual. Yaitu arah atau kecenderungan seseorang buat nyari pasangan seksualnya berdasarkan jenis kelamin, sejenis, lawan jenis, atau keduanya. Hal ini diakomodasi juga di jejaring sosial yang sering banget kita pakai. Siapa yang ga punya akun facebook? Di bagian profil kan ada “interest”, pilihannya laki-laki dan perempuan. Di profil itu kita bisa klik salah satu atau keduanya. Ini sengaja dibikin sama Mark Zukezuke. Karena tujuan dia bikin facebook kan buat mindahin kehidupan nyata ke dunia maya. Awalnya dia bikin facebook juga kan biar seseorang bisa ngajak kencan temen facebooknya dengan ngelihat orientasi seksualnya di profil facebooknya. Itu sebabnya di akun facebook juga ada status relationship. Karena itu kalau ngisi profil facebook yang bener. Coba deh lihat lagi akun facebook lo. Jangan sampai disangka hermaprodit gara-gara interesnya di contreng laki-laki dan perempuan. Kalau ga percaya tonton aja film “The Social Network”. Karena itu facebook diseting buat yang udah 13 tahun ke atas. Meski banyak juga yang bikin tahun lahir fiktif.

Dalam banyak hal termasuk soal seks peran teman sebaya, apalagi di kalangan remaja, punya pengaruh yang cukup besar. Baik itu pengaruh positif atau negatif. Contoh yang positif misalnya temen-temen KISARA (Kita Sayang Remaja) di Bali yang sempet gue kunjungin kemaren. Mereka ada karena kepeduliannya terhadap remaja. Karena ketika seorang remaja akan kebingungan nyari tempat buat ngadu ketika ada soal yang berkaitan sama seks, seksualitas, dan kesehatan reproduksi. Karena itu KISARA ngusung tagline “Dari remaja untuk remaja”. Lagipula dengan temen sebaya banyak orang bisa jadi lebih terbuka. Contoh negatifnya, dari beberapa orang temen yang secara terus terang mengaku dia ngalamin perubahan orientasi seksual dari lawan jenis ke sesama jenis, gue simpulin kalau lingkungan pergaulan temen sebaya jadi faktor yang sangat berpengaruh.

Kalau kita ngomongin soal seks, apalagi kalau disangku-pautin sama remaja hampir pasti yang muncul adalah masalah. Misalnya kehamilan remaja atau penyakit menular seksual (PMS). Emang itu penting juga buat dibahas. Tapi jangan sampai kita lupa kalau seks adalah bagian dari perkembangan yang wajar dari seorang manusia. Tiap orang pasti bakal ngalamin. Jadi ga selamanya seks ini mesti dikonotasiin sebagai sesuatu yang negatif. Justru harusnya obrolan soal seks ini dilihat dari sudut pandang kehidupan yang sehat. Secara psikologis seks emang diakui. Tapi masyarakat, budaya, dan zaman akan netapin yang namanya “norma”. Meski dalam masalah HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi kerap kali norma tersebut bertolak belakang sama kenyataannya.

Ngelihat dari ocehan gue tadi silakan simpulin sendiri. Perlu ga sih pendidikan seks itu? Atau emang lebih baik seorang anak tetap tahu soal seks itu dari teman sebayanya atau dari internet yang ga bisa dipertanggungjawabkan validitasnya. Bukan dari orang tua, guru, atau relawan-relawan remaja. Kejujuran dalam menyampaikan informasi tentang seks ini juga sangat penting. Ga perlu ada yang ditutup-tutupi untuk diketahui seorang anak. Karena informasi yang ga jujur dan ditutup-tutupi hanya akan menyebabkan seseorang menjadi salah faham ngelihat persoalan seks. CMIIW ya. Sekian. Salam GALAU selalu buat kita semua.


Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

24 komentar

  1. jiaaahhh... berbicara seks nih??? mantaap lah..

    BalasHapus
  2. Menurut saya, sex education itu cukup perlu.

    Biar kita tahu apa saja resikonya dan bagaimana cara agar aman.

    However pendidikan sex bisa membuat mereka yang curiosity-nya tinggi jadi malah melenceng dari apa yang diajarkan.

    BalasHapus
  3. @Mohamadekonugroho: iya mas, inspirasinya masih dari field visit kemaren. bantu dinaikin ya.. :D

    BalasHapus
  4. @Stevanus: emang sih, segala sesuatu bisa aja jadi pisau bermata dua.

    BalasHapus
  5. aaaakkk... gambarnya ngapa kayak gitu?

    BalasHapus
  6. Topiknya dibahas dengan sederhana, keren ;)

    BalasHapus
  7. klo ane emg ga prnah diajarin ato ngobrol2 soal seks ama ortu hehehe agak2 gimanaaaaaaa gtu..jd ya tw ndililah ya..tp pelajaran bwt kita smua klo dah punya anak!! ahahaa

    BalasHapus
  8. wew, keren bang, like this postingannya...

    sex itu gak akan jadi boomerang apalagi jadi musuh kalo kita pandai memanageny. hehehe

    sayangnya, di negara yang kamu sebutkan itu, orangtua menghindari penjelasan pendidikan seks kepada anaknya yang bertujuan biar anaknya gak ngerti seks, ternyata salah... karena dia mengerti seks dari oranglain yang justru baru mengenalnya.
    miris...

    BalasHapus
  9. BENER! ortu emang ga pernah ngasi pendidikan seks kpn anak2nya. malu apa yah?

    tapi kalo mereka lagi ngomong soal begituan... agak ngilu juga sih wkwk

    BalasHapus
  10. harus dong ada pendidikan seks :))

    BalasHapus
  11. adat orang indo sama orang luar agak beda. jadi pendekatan dan pembelajaran ttg seks masih tabu untuk dibicarakan.

    jangankan untuk seks education buat anak-anak, untuk orang tua saja masih tabu -_-

    BalasHapus
  12. pendidikan seks itu perlu bro :)
    ngemeng-ngemeng, gambar yang cowok ada tititnya tapi kok yang cewek polos ? XD

    BalasHapus
  13. @Ca Ya: idem kalo gitu. iya jangan sampai terulang sama anak cucu kita. :) *tsah*

    BalasHapus
  14. @Syifa maharany Ardjumand: makasih tante, buat tante syifa makannya gratis deh. :P
    cara memanagenya itu gimana tante? .-.

    BalasHapus
  15. @Irvina: ga tahu ya malu apa ganya, coba tanyain aja deh. :P

    BalasHapus
  16. @benabda: jadi metodenya harus gimana ya? .-.

    BalasHapus
  17. @Efnu mubarok: salah gambar ya? harusnya gimana dong? ._.

    BalasHapus
  18. Pendidikan seks sangat baik di berikan kepada anak2 mulai sejak dini & pendekatan orangtua itu sangat di perlukan...

    salamm galauu bahahaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Ikbal Rizki: sip! akhirnya ada yang ngebales salamnya juga. haha

      Hapus
  19. astagahh...
    mentang2 udah DEWASA masang2 gambar itu.... =.=
    ok, mungkin ga bisa di pungkiri yah, seks itu salah satu pembicaraan yang agak sensitip tapi banyak juga yang mau ngerumpi soal seks..
    kalo masalah sex edu, ya penting juga, tp ada wajtunya (kaya iklan iklan walls) kalo d ajarin pas pantatnya masih biru, ya bahaya, ntar dia nyoba2 lagi, kan kalo udah gede mereka udah bisa mikir
    sekian dari saya,segenap keluarga dan crew yg bertugas mengucapkan terima kasih, wassalm

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Dhila: kalau gitu harus buat yang pantatnya warna apa? >.<

      Hapus