Sama seperti anak SD pada umumnya, ketika masih SD saya pun diajarkan untuk menghapal tanggal-tanggal hari besar nasional. Selain menghapal, kami pun wajib untuk memperngatinya, minimal dengan mengadakan upacara bendera. Kalau menurut penjelasan guru saya, kegiatan-kegiatan seperti menghapal tanggal dan memperingati hari besar nasional bertujuan untuk menumbuhkan nasionalisme kami. Sayangnya, seiring dengan bertambahnya usia, seringkali saya melupakan tanggal-tanggal bersejarah tersebut. Bila tanggalnya saja sudah lupa, apalagi memperingatinya.
Minggu kemarin saya mendapat surat tugas untuk mengikuti upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang diadakan di lingkungan Kementerian Keuangan. Karena tanggal 20 Mei bertepatan dengan hari Minggu jadi upacara dilaksanakan hari Senin ini. Ketika menerima surat tersebut saya baru ingat bahwa hari Minggu kemarin adalah bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Mengingat hal itu, saya jadi bertanya kepada diri sendiri, apakah nasionalisme yang ditanamkan oleh guru saya sejak SD sudah luntur? Saya juga tidak tahu apakah menumbuhkan nasionalisme hanya dengan sebatas memperingati hari besar nasional dengan mengikuti upacara, tapi tidak sampai memaknainya.
Berbicara nasionalisme, saya jadi teringat beberapa amanat yang disampaikan oleh Agus Martowardojo, Menteri Keuangan dalam upacara tadi pagi. Dalam amanatnya, Agus Martowardojo sempat menyinggung semangat nasionalisme organisasi kemasyarakatan (ormas), khususnya Budi Utomo yang kemudian tanggal pembetukannya diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Coba bandingkan bagaimana ormas dulu dengan ormas yang ada sekarang. Memang tidak semuanya sama. Tapi dengan tidak bermaksud untuk menggeneralisasi, saya berpendapat bahwa ormas yang ada sekarang cenderung untuk memikirkan kelompoknya sendiri tanpa memikirkan kepentingan secara nasional. Ya, sepertinya apa yang disebut sebagai nasionalisme sudah mulai luntur dari tubuh ormas.
Berdasarkan kamus Bahasa Indonesia, nasionalisme berarti perasaan cinta bangsa sendiri. Inti dari nasionalisme adalah menempatkan masalah bangsa dan negara di atas masalah pribadi atau kelompok. Secara luas nasionalisme berarti bagaimana kita melihat Indonesia secara keseluruhan atau kesatuan.
Lalu, bagaimana dengan ormas yang hanya memaksakan kehendak kelompoknya? Akhirnya saya hanya bisa berharap semoga gejala ini bukan timbul akibat semakin lunturnya rasa nasionalisme di kalangan ormas-ormas yang ada di Indonesia. Karena tujuan pembentukan ormas bukanlah untuk membuat kotak-kotak pemisah di antara masyarakat Indonesia. Dan semoga kita bisa memaknai hari Kebangkitan Nasionalis dalam diri kita masing-masing. Nasionalisme tidak hanya dapat tumbuh dengan mengikuti upacara. Banyak hal sederhana untuk menumbuhkannya. Diantaranya dengan bisa bertoleransi terhadap sesama.
Memang butuh keberanian untuk bisa merdeka. Tapi bukan keberanian yang dibutuhkan untuk bisa bertoleransi, melainkan kerendahan hati.
nice post bro. aku suka banget dengan tulisan kamu :)
BalasHapusJgn pertanyakan dulu nasionalisme ormas, coba tanya butir2 pancasila sama pejabat2 atau anggota dewan..anda buat tulisan jgn ngambang tunjuk saja ormasnya..memaksakan kehendak? kalo kehendaknya sesuai konstitusi gimana?
BalasHapusNasionalisme ormas itu tergantung darimana dana operasionalnya berasal. Sudah menjadi rahasia umum, banyak ormas yang dananya dari luar negeri. :)
BalasHapus@atas ane: ini kan tentang ormas dan inilah yang dirasakan oleh masyarakat kebanyakan dalam melihat ormas.
untuk budaya nasionalisme sendiri sepertinya memang sudah mulai luntur bang. misalnya, dulu tiap hardiknas atau hari kartini, ada acara di sekolah. seiring berjalannya waktu, banyak yang menganggap itu kampungan bahkan nyokap gue sendiri bilang gitu.
BalasHapusdan orang indonesia itu kebanyakan denger org lain, kalo kita cinta indonesia dibilang sok nasionalis lah sok inilah itulah. kalo aku sih menanamkan ke diri sendiri aja. ormas sendiri semakin hari memang hanya mementingkan kepentingan pribadi aja, aku juga merasakannya di organisasi2 besar di Indonesia *aku salah satu anggota dari satu badan organisasi besar di Indonesia* sikut menyikut malah terjadi disana *lagi2 politik dalam organisasi* cuma bisa berharap semua akan jadi lebih baik tapi rasanya makin hari makin pupus harapan (-_-')