zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Gaza Menangis Indonesia Meringis


Mulai hari kemarin sampai besok lusa, di masjid kantor ada kotak penggalangan dana bantuan bagi Palestina. Kotak tersebut merupakan kerjasama antara pengurus DKM dengan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP). 

Saya yakin, semua orang sudah tahu jika saat ini perang hubungan Israel-Palestina kembali memanas. Sepanas rudal yang menghantam tubuh ringkih anak-anak tidak berdosa itu. Setiap jam beritanya selalu muncul di hampir semua media massa. Para pengamat politik luar negeri pun tidak kalah mngeluarkan pernyataan-pernyataannya. Beberapa blogger pun tidak ketinggalan untuk ikut menulis opini tentang isu ini. Beragam reaksi masyarakat Indonesia muncul menanggapi isu ini. Namun, secara garis besar ada tiga kelompok.

Pertama adalah kelompok aktivis. Kelompok orang-orang yang dengan semangat 45 rela berkonban harta, tenaga, bahkan mempertaruhkan jiwa mereka untuk menjadi relawan di Jalur Gaza. Tidak sedikit yang mendermakan hartanya untuk membantu Palestina. Mengikuti aksi, dari long march sampai aksi di sosial media dengan menyebarkan tulisan dan foto-foto provokatif untuk mengajak agar peduli Palestina. Meski terkadang foto yang disebarkan dirasa cukup mengganggu oleh sebagian orang, karena foto-foto tersebut terlalu fulgar untuk disebarkan di sosial media. Entah melanggar terms sosial media yang telah ditetapkan atau tidak. Yang penting, bagi mereka, semua orang menjadi ikut peduli dan mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Berikutnya kelompok apatis, adalah kelompok yang acuh tak acuh dengan isu ini, masa bodo. Menurut mereka, Indonesia juga masih mempunyai banyak masalah dalam negeri, seperti konflik antar agama dan antar etnis, yang belum terselesaikan. Kelompok ini lebih memilih untuk fokus saja kepada masalah-masalah dalam negeri Indonesia, daripada mengurusi negeri orang lain.

Seringkali kedua kelompok ini, kelompok aktivis dan kelompok apatis, berperang argumen. Entahlah, di saat saudara kita di Gaza sedang menangis, kita justru meringis,  bertengkar antara satu dan lainnya untuk mempertahankan argumen masing-masing.

Masih ada satu lagi, kelompok moderat. Kelompok ini memandang konflik Israel-Palestina tidak hanya sebatas konflik antar agama.  Menurutnya, jelas ini merupakan konflik kemanusiaan. Kelompok moderat akan tetap ikut melakukan aksi untuk mendukung perdamaian di Gaza, meski mereka tidak seagama dengan saudaranya di Gaza. Kelompok ini tidak hanya datang dari umat Muslim, tapi seluruh umat manusia yang ada di muka bumi. Yang merindukan kedamaian. Meski dengan cara yang berbeda, yang tidak sama sepatriotik kelompok-kelompok aktivis.

Ah, sudahlah. Kenapa kita malah meringis, saling menyalahkan. Tidak usah bertengkar. Yang mau peduli mapun yang tidak mau peduli, kenapa tidak saling menghargai pilihan masing-masing. Teringat sebuah kutipan, "Jika kita bukan bagian dari solusi, maka kita adalah bagian dari masalah". Kalau mau tidak peduli ya silakan, tapi alangkah baiknya jika kita tidak justru menambah masalah baru.

Selamat santap siang. Jangan lupa doakan saudara-saudara kita yang entah mereka mempunyai makan enak seperti yang ada dihadapan kita atau tidak. Jangankan memikirkan makan. Bisa melihat mentari esok pagi saja belum tentu.

____________________
Sumber gambar: Viva
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

5 komentar

  1. kalau ga bikin masalah tapi juga ga bisa ngasih solusi gimana? :d

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti ada atau tiadanya tidak berpengaruh apa-apa. Rugi dong? :)

      Hapus
  2. maaf, gambar bendera Palestinanya kurang tepat. seharusnya di warna merah tdk ada gbr bulan sabit & bintang.
    skedar koreksi. maaf jk krg berkenan. trimz

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya, saya kurang teliti. Terima kasih untuk koreksinya. Ilustrasinya sudah saya ganti. :)

      Hapus