Sepertinya dewan juri lomba blog "Andai Aku Menjadi Ketua KPK" akan menilai tulisan ini sebagai tulisan paling ngawur. Di saat peserta lain begitu menggebu-gebu untuk menjadi Ketua KPK, terselip seorang peserta yang justru ingin mengundurkan diri seandainya menjadi Ketua KPK. Ini keputusan yang realistis, bukan pesimis. Bukan saya tidak mempunyai mimpi setinggi langit untuk membersihkan Indonesia dari korupsi. Hanya saja saya merasa kapabilitas saya masih belum setinggi mimpi itu. Karenanya saya memilih untuk tetap menginjak bumi sambil terus berusaha agar dapat meraih mimpi itu.
Bukankah memberantas korupsi tidak hanya menjadi tugas Ketua KPK? Jangan-jangan kita masih beranggapan demikian. Lalu apa yang akan saya lakukan setelah mengundurkan diri dari Ketua KPK? Jawabannya adalah menyelesaikan pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah saya yakni memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Jangan-jangan kita terlalu sibuk mengurusi orang lain sampai lupa untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri sendiri. Lupa kepada pembentukan pribadi kita masing-masing yang bersih dari tindakan koruptif.
Memilih untuk membersihkan dan memperbaiki diri sendiri merupakan pilihan paling tepat. Masih ingat ketika pesawat lepas landas dan pramugari menyimulasikan keadaan darurat? Ketika itu pun kita dianjurkan untuk menyelamatkan diri sendiri sebelum menyelamatkan orang lain. Begitu pula dengan korupsi, lebih baik sibuk membersihkan dan memperbaiki diri sendiri daripada sibuk bermimpi untuk membersih Indonesia dari korupsi tapi lupa untuk bangun dan mewujudkan mimpi itu. Karena saya belum menjadi orang baik dan belum mempunyai kapabilitas yang mumpuni untuk menjadi Ketua KPK, maka saya memilih untuk mengundurkan diri.
___________________
Sumber gambar: Tempo
wah wah wah tp kita butuh pemimpin sperti ketua KPK yg bijaksana dan adil agar KKN bsa dberantas,komen back yaw
BalasHapusApabila dibandingkan dengan saya yang hanya seorang manusia labil, kan masih banyak orang yang lebih mampu untuk itu. :D
Hapusmemang engga mudah menjadi Ketua KPK, selain mmg sudah teruji integritasnya, juga harus tahan mental..karena pasti para koruptor berusaha menyingkirkannya...
BalasHapusSetuju! Saudara teman saya ada yang menjadi anggota KPK dan bahkan dia selalu was-was jika ada orang asing yang mengawasi rumahnya. Bahkan kan pimpinan dan beberapa anggota KPK itu dipersenjatai untuk membela diri. Tidak mudah apalagi bagi orang yang mentalnya seperti saya, tidak sekuat baja. :)
Hapussetuju...bersihkan diri sendiri baru bersihkan orang lain :)
BalasHapusIya, daripada bermimpi terlalu tinggi tapi belum mampu untuk mewujudkannya lebih baik memulainya dari diri sendiri dulu. Lagipula, dengan segala keterbatasannya, KPK saja tidak akan mampu untuk memberantas korupsi. Jadi dengan tidak menjadi Ketua KPK pun bukan berarti kita lepas tangan dan tidak mempunyai kewajiban untuk turut memberantas korupsi. :)
Hapusselalu suka tulisan Rahmat yang rada slengekan tapi nyentil. apalagi yang ini Mat. Baru baca judulnya aja udah gedubrak gitu, hehehe :D
BalasHapusTerima kasih, Mba. Padahal sudah mengganti gaya menulis, tapi masih bisa dibilang selengekan ya? :D
Hapussekarang bahasanya udah ngga selengekan, tapi nyentilnya masih kok. lanjutkan! ^o^
HapusLanjutkan? Tidak bisa, Mba. Soalnya sudah menjabat dua kali masa jabatan. :P
Hapussimple, padat, jelas, nohok!
BalasHapusTerima kasih. Padahal saya merasa ada beberapa kalimat yang masih kurang jelas. Karena karakternya dibatasi jadi memang harus dibuat sepadat mungkin. :D
Hapusiya nih, simpel tapi get the point banget. coba para pejabat pemerintah itu juga punya kesadaran diri seperti dalam tulisan lo, ya. siapa tau Indonesia bisa jadi negara yang lebih oke.
BalasHapus