Tuk tak tuk tak!
Tergesa-gesa Nadia menuruni anak tangga menuju basement terminal, menuju loket Trans Jakarta. Memang setiap hari Nadia menggunakan moda Trans Jakarta untuk berangkat ke kantornya di bilangan Sudirman. Kantornya berada tepat di seberang Bundaran Senayan, tidak begitu jauh dari terminal Blok M. Kenyamanan yang lebih dibanding bis lain menjadi alasan Nadia untuk selalu menggunakan Trans Jakarta. Tapi tidak untuk hari ini.
"Ah, antreannya panjang banget sih. Males banget gue." gerutunya saat melihat antean yang lebih panjang dari biasanya.
Tuk tak tuk tak!
Sambil melemparkan tiket ke dalam tong sampah, Nadia kembali menuruni anak tangga, menuju basement kemudian naik ke area terminal.
Kini Nadia berdiri di jalur yang dilewati Kopaja 66, jurusan Manggarai.
"Bisnya jelek. Ga ada AC-nya pula, bisa kepanasan gue." Nadia hanya mengeluh dan membiarkan bis hijau itu lewat begitu saja.
Dia pun pindah ke jalur lain. Kali ini PPD 80, jurusan Senen, yang ditunggunya. Ada AC-nya jadi tidak akan kepanasan.
"Ah elah, penuh banget sih. Pegel kan kalau ga dapet tempat duduk." kembali Nadia membiarkan bis itu berlalu, menghilang di tengah kemacetan.
Nadia kembali berpindah jalur.
"Waduh, udah setengah delapan. Telat gue!"
Akhirnya Nadia melompat ke dalam sebuah MetroMini yang masih kosong.
"Astaga! Gue salah naik bis." ketika melewati Taman Puring, Nadia baru sadar kalau bis yang ditumpanginya adalah MetroMini 71, jurusan Bintaro. Bis itu tidak melewati kantornya, justru menjauhinya. Saat itu pula Nadia sadar sudah menyiakan waktunya. Seandainya tadi Nadia bersabar dan ikut mengantre di halte Trans Jakarta, mungkin saat ini dia sudah tiba di kantornya, tidak perlu terlambat dan tersesat.
Secara tidak sadar, sering kita bertindak seperti Nadia, terlalu sibuk memilih yang sempurna, yang sesuai dengan kriteria ideal kita. Melewatkan yang sejurusan dengan kita karena menganggapnya tidak sempurna, tidak ideal. Kita lupa bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini.
____________________
Sumber gambar: Viva
