zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Anggaran Kehidupan


"Berhentilah menggugat anggaran kehidupan." -Satya Susanto

Sebelum kita dilahirkan ke dunia, dengan hak prerogatifnya, Tuhan sudah mengesahkan anggaran kehidupan kita. Pengesahannya tidak memerlukan persetujuan DPR. Besar anggaran pun tidak terpengaruh inflasi. Apalagi nilai tukar dengan mata uang asing.

Ketika lahir ke dunia, kita diberi kuasa penuh untuk menentukan postur anggaran kehidupan kita. Tuhan hanya menenukan ruang fiskalnya, postur anggarannya kita sendiri yang menentukan. Dari mana sumber pendapatan dan dibelanjakan untuk apa, sepenuhnya berada di tangan kita. Namun, bukan berarti tidak bekerja pun tidak apa-apa. Anggaran kehidupan merupakan batas maksimal, bukan batas minimal. Itulah kenapa kita harus tetap bekerja dan berusaha.

Yang harus kita yakini adalah dengan cara apapun kita memperoleh pendapatan, batas maksimalnya sudah pasti sama. Terserah kita, mau mendapatkannya melalui jalur yang benar maupun jalur yang akan membuat kita tersesat. Begitu pula dengan bagaimana kita membelanjakannya. Masing-masing kita sepenuhnya memiliki kuasa anggaran.

Namun jangan lupa, di akhir periode kehidupan, kita akan diaudit atas pengelolaan anggaran tersebut, mulai dari bagaimana dan dari mana memperolehnya sampai bagaimana membelanjakannya. Tentu kita semua menginginkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas hasil audit tersebut, bukan?
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

Posting Komentar