Akhir tahun 2013 saya dan teman-teman memiliki banyak sekali wacana untuk traveling. Mulai dari rencana backpacker-an ke Pantai Sawarna sampai ke Pulau Belitung. Terbukti, semuanya hanya sekadar wacana. Untungnya, memasuki tahun 2014 saya bisa mencicipi menjadi solo traveler. Ditemani backpack yang biasa saya bawa naik gunung, saya menyusuri Jalan Malioboro, sendirian. Sore kemarin, berbekal motor pinjaman, kembali merasakan sensasi menjadi solo traveler dengan destinasi utama Pantai Tanjung Tinggi. Pantai yang terkenal karena film Laskar Pelangi.
Di kanan dan kiri jalan berderet rumah-rumah ala transmigran. Hanya sesekali saya berpapasan dengan kendaraan dari arah depan. Dengan kecepatan sekitar 70 km/jam, dari Tanjung Pandan menuju Pantai Tanjung Tinggi dapat ditempuh dengan waktu sekitar setengah jam.
Mengebut tanpa memakai jaket hampir membuat badan kurus kerontang saya terbang tertiup angin. Jalan yang saya lewati adalah jalan utama yang berputar mengelilingi Pulau Belitung. Selama perjalanan hanya ada tiga persimpangan yang mengarah ke pantai-pantai di Pulau Beitung.
Setengah jam perjalanan saya tiba di tujuan utama, Pantai Tanjung Tingi. Speechless. Sayangnya saya tidak membawa kamera. Jadi saya hanya mengandalkan kamera handphone yang kualitasnya tidak begitu istimewa, tapi masih cukup lumayan untuk mengambil gambar.
Pasir putihnya sangat lembut, warna airnya biru kehijauan, dan tentu saja deretan batuan granit raksasa yang menjadi ciri khas Pantai Tanjung Tinggi. di seberang pulau terlihat Pulau Lengkuas lengkap dengan mercusuarnya. Saya memang tidak mempu melukiskan kecantikan pantainya.
Romantis. Sayangnya saya hanya bisa membayangkan kamu yang seharusnya duduk di samping saya dan membuat suasana menjadi lebih romantis. Puas duduk merenung menghadap laut dari atas tumpukan batu granit besar dan mengambil beberapa foto, termasuk foto selfie, saya pun pulang ke Tanjung Pandan.
Sebelum pulang menuju Tanjung Pandan saya singgah di Pantai Tanjung Kelayang. Kesan pertama di pantai ini adalah pasir putihnya sangat lembut dengan kulit kerang yang banyak berserakan. Dari pantai ini saya juga melihat batu granit yang tersusun menyerupai kepala burung garuda. Di Pantai tanjung Kelayang juga terdapat monumen yang menandakan pantai ini merupakan pusat labuh kegiatan Sail Indonesia di Belitung.
Sebuah pelangi melengkung di atas jalanan yang saya lalui saat pulang menuju Tanjung Pandan. Saya pun memacu motor lebih cepat lagi untuk mengejar waktu agar dapat menikmati matahari terbenam dari Pantai Tanjung Pendam.
Pantai Tanjung Pendam berada di pusat Kota Tanjung Pandan. Pantainya menghadap ke arah barat sehingga pemandangan matahari terbenamnya sangat memesona dengan pemandangan Pulau Kalimoa di kejauhan. Lagi-lagi pemandangannya akan lebih romantis kalau kamu ada di sana. Hihihi.
Terima kasih untuk Bang Riyan yang sudah meminjamkan motornya.