zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Pasar Kaum Hipster


Banyak orang yang gengsi pergi ke pasar. Saya tidak termasuk di dalamnya. Ke pasar untuk belanja sayuran pun saya sering. Sejak bulan puasa kemarin saya belum pernah ke pasar. Barulah minggu kemarin, sepulangnya dari RSB Asih, saya ke pasar lagi. Tapi bukan untuk belanja sayuran. Pasar yang saya kunjungi kali ini cukup unik. Namanya Pasar Santa. Pasar yang dikenal sebagai pusat hipster Jakarta ini terletak di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Lokasinya memang cukup dekat dari RSB Asih. 

Di pasar ini kita tidak akan mendapatkan kesan pasar yang becek dan kumuh. Meski begitu, sama dengan pasar-pasar lainnya, pasar yang memiliki nama resmi Santa Modern Market ini tetap menyediakan sembilan bahan pokok di lantai basement. Di lantai dasar pasar ini menawarkan jasa penjahit, alat tulis, dan pakaian. Sementara itu, di lantai satu yang merupakan lantai paling atas kita akan menemukan kios-kios usaha kreatif.

Ketika naik ke lantai satu, sayup-sayup akan terdengar alunan musik jazz yang mengalir memadati lorong-lorong pasar. Harumnya aroma kopi tercium dari kedai-kedai kopi di sudut-sudut pasar. Tampak beberapa pengunjung berpakaian necis duduk santai sembari menyeruput secangkir kopi. Memang komunitas kopi dan piringan hitam merupakan komunitas yang pertama kali meramaikan Pasar Santa. Adalah ABCD atau A Bunch of Caffeine Dealers—kedai kopi—yang menjadi pionir di lantai satu Pasar Santa. Belakangan, lapak lain, seperti barbershop, distro, dan warung makan—mulai nasi bali sampai kuliner khas Meksiko—ikut meramaikan lantai satu Pasar Santa.


Pasar Santa ibarat oase bagi warga Jakarta yang sudah jengah dengan mall. Di Pasar Santa kita bisa mendapatkan semuanya: sembako, kopi, kaos, sepatu, vinyl, buku, dan tentu saja suasana pasar yang membangkitkan rasa keakraban. Pasar Santa memang dikenal sebagai pasar kaum hipster, tapi tidak perlu menjadi hipster untuk bisa masuk ke Pasar Santa.

Jadi, masih gengsi pergi ke pasar?
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

2 komentar

  1. aku juga baru dari sana kemarin, mat!
    kayak kemang di dalam pasar, lebih merakyat, ambience-nya beda banget kalo dibandingkan dengan lantai bawah.
    pingin ke sana lagi :siul

    BalasHapus