zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Tersingkir dan Tersungkur


Kemarin, seluruh dunia telah memperingati Hari AIDS Sedunia (World AIDS Day). Pertanyaan besarnya, apakah setelah memperingatinya kita masih membuat ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) tersingkir dan tersungkur? Membuat mereka tersingkir dan tersungkur, salah satunya bisa terjadi karena kelasalah persepsi kita dalam memahami apa itu HIV/AIDS. Stigma negatif yang kita tujukan kepada mereka sudah cukup membuat ODHA tersungkur karena merasa tersingkir dari lingkungannya.

Masih banyak info keliru tentang HIV/AIDS yang tersebar di internet, di antaranya melalui media sosial. Dampaknya, info-info keliru tersebut telah berhasil membuat banyak orang bahkan enggan untuk bergaul dengan ODHA, meski hanya sekadar berjabat tangan, karena takut terinfeksi HIV. Padahal sudah jelas bahwa dengan sekadar berjabat tangan tidak dapat menularkan HIV. Buktinya, setelah saya berjabat tangan dengan beberapa ODHA, saya tidak terinfeksi HIV. Ini hanya salah satu contoh kecil saja. Masih banyak contoh lainnya yang membuat banyak orang menstigma seorang ODHA. Semua itu banyak yang berpangkal dari kelirunya informasi yang didapat.


Memandang fenomena ini, seorang blogger mempunyai peran yang tidak dapat disepelekan dalam melawan stigma negatif terhadap ODHA. Saat ini internet merupakan media yang paling mudah untuk mencari informasi. Dengan bantuin mesin pencari, sangat mudah dan cepat bagi kita untuk mendapatkan informasi yang kita butuhkan. Bayangkan, apa jadinya jika informasi yang tersedia di internet merupakan informasi keliru, informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya? Di sinilah peran seorang blogger diperlukan. Tentu saja dengan menyebarkan informasi terpercaya tentang HIV/AIDS melalui blog.

Kenapa blog, buka media sosial lain?

Blog merupakan media sosial yang dapat memuat informasi tentang suatu topik dengan begitu detil dan lengkap. Suatu kelebihan yang tidak dimiliki media sosial lain. Misalnya, Twitter yang memiliki keterbatasan karakter atau Facebook yang memiliki keterbatasan akses karena sering kali hanya teman kita saja yang membuka time line Facebook kita. Apalagi, tautan informasi yang termuat dalam sebuah blog dapat disebarluaskan melalui media sosial lain. Ibaratnya blog adalah rumah kita dan media sosial lain adalah jalan yang dapat mengajak tamu untuk singgah di rumah tersebut. Sebagai tuan rumah kita mempunyai kewajiban untuk menjamu tamu-tamu kita. Jamuannya berupa informasi terpercaya tentang HIV/AIDS. Itulah peran yang dapat dimainkan seorang blogger dalam lakon mengampanyekan HIV/AIDS agar tidak ada lagi ODHA yang tersingkir dan tersungkur karena persepsi yang keliru.

Memang data statistik menunjukkan bahwa angka ODHA kian hari kian meningkat. Namun jangan lupa bahwa ada fenomena yang saya sebut sebagai fatamorgana statistika. Jangan lupa bahwa ada banyak faktor di balik angka-angka statistik. Bisa jadi angka yang semakin meningkat tersebut merupakan keberhasilan dari pengungkapan fenomena gunung es HIV/AIDS di Indonesia. Juga banyak yang menggadang-gadang bahwa peluang hidup seorang ODHA sangatlah kecil. Saya tidak tahu angkanya berapa, saya tidak peduli dengan angka itu. Kembali saya ingatkan, angka tersebut hanyalah angka peluang (probabilitas) dari hasil perhitungan data statistik, bukan suatu angka mutlak. Jelas banyak hal yang dapat membuat seorang ODHA dapat bertahan hidup melebihi angka "ramalan" tersebut. Faktor paling berpengaruh yang dapat membuat ODHA mampu bertahan melawan HIV/AIDS adalah faktor lingkungan, terutama keluarga.

Yuk blogger Indonesia, kita kampanyekan HIV/AIDS! Dengan peran serta kita, melalui blog, kita bisa ikut menyebarkan informasi terpercaya agar tidak ada lagi ODHA yang merasa tersingkir dan tersungkur karena stigma negatif yang timbul dari kesalahan persepsi yang berawal dari kesalahan informasi yang didapat. Percuma saja kita memperingati Hari AIDS Sedunia jika kita masih takut untuk bergaul dengan ODHA.

____________________
Sumber gambar: Tempo
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

4 komentar

  1. lanjutkan kampanyemu kak hahah komen back y

    BalasHapus
  2. dan dari situlah kita belajar masala pergaulan agar tercegah dair bahaya HIV/AIDS

    BalasHapus
  3. Sedih kalau ikut merasakan penderitaan korban, sudah tersingkir, tersungkur pula, saatnya mengangkat mereka bersama-sama.

    BalasHapus