zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Sabar dan Ikhlas

Minggu kemarin dosen KSPK (Kapita Selekta Pengembangan Kepribadian) tidak bisa mengajar karena suatu alasan padahal saya sudah datang 30 menit sebelum jam kuliah dimulai karena minggu sebelumnya dosennya mengomel kepada saya gara-gara telat 1 menit masuk kelas dan parahnya lagi yaitu di kelas di gedung L tersebut kursinya kurang sehingga saya harus keluar dulu mencari CS gedung L untuk mencari kursi. Tapi anggap saja itu sebagai pembuktian kalau saya akan selalu memperbaiki kesalahan yang pernah saya lakukan. 

Lanjut cerita ternyata sang dosen menyuruh kami untuk menonton sebuah film dam menyimpulkan intisari dari film tersebut. Memang ini bukan film pertama yang kami tonton pada saat matakuliah ini karena sebelumnya juga pernah ada sesi kuliah seperti ini. Filmnya berjudul "The Ron Clark Story", cerita dalam film ini diangkat dari sebuah kisah nyata seorang guru dari sebuah kota kecil yang mencintai dan setia pada pekerjaannya.

Suatu hari dia pindah ke New York dan memutuskan untuk mengajar di suatu kelas dengan anak-anak yang keras kepala dan tidak bisa diatur, di sebuah SD di Harleem. Anak-anak di kelas itu sudah terbiasa berkelahi, di kelas pun mereka duduk seenaknya seolah tidak menganggap keberadaan gurunya. Sebenarnya  Clark sempat ditawari untuk mengajar di kelas yang lebih kondusif tapi dia tetap memilih untuk mengajar di kelas tersebut, kelas yang membuat nama sekolah memiliki citra yang kurang baik.

Tidak mudah untuk mengambil hati anak-anak yang selalu kompak untuk mengusir guru yang  mengajar di kelasnya. Bahkan, suatu hari Clark pernah kehilangan kendali memarahi seorang muridnya dan karena hal tersebut dia merasa begitu bersalah sampai memutuskan untuk berhenti mengajar. Untunglah ada seorang perempuan yang meyakinkan dan mengembalikan semangatnya sehingga dia kembali mengajar.

Semangat, kesabaran, dan kreativitasnya perlahan menarik perhatian anak-anak muridnya dan kondisi kelas pun perlahan membaik. Hasilnya, kelas yang dia ajar menjadi kelas dengan nilai ujian nasional terbaik di sekolahnya mengalahkan kelas unggulan, bahkan murid yang pernah membuat emosinya tidak terkontrol  pun kini menjadi murid dengan nilai ujian nasional terbaik.

Kurikilum atau sistem pendidikan yang disampaikan kepada anak-anak tidaklah harus selalu kaku dan monoton. Jangan menilai kalau anak-anak badung adalah selamanya akan menjadi anak-anak badung dan tidak akan pernah berubah. Seperti mutiara yang terjatuh ke dalam lumpur, bukan berarti mutiara itu selamanya akan menjadi kotor tidak berharga. Akan tetapi, apabila mutiara itu dibersihkan maka mutiara itu akan kembali menjadi perhiasan yang berharga. Kunci untuk mewujudkan suatu hal yang dianggap hanya bisa menjadi sebuah mimpi dan angan-angan adalah kesabaran dan keikhlasan.
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

1 komentar

  1. untung masih boleh masuk, biasanya ga boleh tuh sama dosen itu. :D

    BalasHapus