zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Investasi Tidak Riba


Kemaren ada temen gue yang nanya, “Investasi riba ga sih?” Meski gue ga tahu apa si mpok masih bisa dianggap temen atau ga. Nyolot banget ini orang tua. Kebetulan hari ini dia lagi ulang tahun. Semoga aja dia dikembaliin ke jalan yang lurus. Ga nyolot lagi sama gue. Hahaha. Terkait pertanyaannya itu, gue mau coba bahas menurut apa yang gue tahu. Maklum pengetahuan gue cuma seiprit. Jadi kalau ada yang salah silakan dikoreksi aja.

Sebelom lebih jauh lagi ngomongin investasi riba atau ga, kita bedain dulu antara investasi sama nabung. Kalau nabung uang kita ga ngeharepin kenaikan nilai uang itu. Emang nabung di bank bakalan dapet bunga. Tapi kalau diperhatiin seringnya bunga itu lebih rendah dari nilai inflasi. Kalau kayak gitu berarti nilai uang yang kita punya makin lama makin turun. Beda sama nabung. Kalau kita investasi berarti kita ngeharepin untung dari nilai uang yang kita investasiin.

Dalam berinvestasi akan selalu ada kemungkinan buat kita kehilangan modal. Makanya ada istilah “high risk high return”. Semakin tinggi risikonya semakin tinggi pula kemungkinan hasil investasi yang bakal kita dapet. Begitu pula sebaliknya. Secara garis besar ada dua alternatif kalau kita mau investasi. Kita bisa milih aset riil atau aset finansial buat sarana investasi. Tentu aja keduanya sama-sama berisiko.

Aset riil adalah aset yang kelihatan wujudnya. Misalnya tanah, rumah, emas, dan perak. Aset riil bisa kita beli di pasar barang. Keuntungan dari aset riil bisa kita dapet dari harga jual yang lebih tinggi daripada harga belinya. Bisa juga dari harga sewa kalau kita nyewain aset riil yang kita punya. Emang harga aset riil ini juga fluktuatif. Tapi dalam jangka panjang hargaya akan cenderung naik.

Kebalikan dari aset riil, aset finansial adalah aset yang ga kelihatan wujudnya. Aset finansial ini bisa aset yang diperdagangkan di pasar uang bisa juga aset yang diperdagangkan di pasar modal. Contoh aset finansial di antaranya deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi, saham, dan reksa dana.

Balik lagi ke pertanyaan temen gue tadi. Kalau dia tanya kayak gitu, gue sih jawabnya ada yang iya ada yang ga.  Kalau di pasar modal, ada dua kriteria yang jadi tolok ukur apakah suatu investasi dikategoriin riba atau ga. Kategori yang dibilang sebagai pasar modal syariah. Dua kriteria itu yaitu kriteria kegiatan usaha dan kriteria rasio keuangan.

Kriteria kegiatan usaha adalah kriteria yang ngelihat suatu investasi di pasar modal berdasarkan kegiatan usaha yang ga bertentangan sama prinsip-prinsip syariah, yaitu:
  1. perjudian dan permainan yang tergolong judi;
  2. perdagangan yang ga disertai penyerahan barang/jasa;
  3. perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
  4. bank berbasis bunga;
  5. perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
  6. jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;
  7. memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat;
  8. melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah).

Ada dua kriteria yang termasuk ke dalam kriteria rasio keuangan. Kriteria ini masih terus diupdate Bapepam-LK sambil terus konsultasi sama DSN-MUI. Kriterianya yaitu:
  1. Rasio Total Hutang Ribawi (berbasis bunga) dibandingin sama Total Asset: ga lebih dari 45%;
  2. Kontribusi pendapatan non-halal dibandingin sama Pendapatan: ga lebih dari 10%.

Tadi kan ada beberapa kriteria yang nyebut-nyebut bunga, biar agak lebih jelas lagi ga ada salahnya baca juga tulisan gue yang “The Three Pillars of Satanic Finance”. Ga usah ribet-ribet mikirin definisi bunga dan bagi hasil. Simpelnya gini, bunga itu dari awal kita dijanjiin bakalan dikasih keuntungan sebesar sekian persen dari investasi kita. Sementara, bagi hasil dijanjiinnya kalau untung ya keuntungannya itu yang dibagi. Begitu juga kalau rugi. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Itulah bagi hasil.

Terkait judi, transaksi saham di bursa efek ga memenuhi asas zero sum game. Karena transaksi saham di bursa efek adalah transaksi jual-beli. Kan di jualnya aja di pasar berarti transaksinya ya jual beli. Jadi kalau misalnya kita dapet untung, kita ga bikin orang lain rugi. Karena bukan zero sum game kayak judi.

Kalau ngomongin investasi yang bener-bener ga riba alias 100% syariah gue agak sangsi. Ngelihat kriteria rasio keuanggan tadi aja ga sampai 50% kan? Alesannya ya daripada ga ada mending sedikit-sedikit menuju syariah. Tentang bank syariah juga gue ikutan sangsi. Kecuali Bank Muamalat, semua bank syariah kan modal awalnya dari bank konvensional juga. Jadi? Ya gitu deh. (┌','┐)

____________________
Gambarnya hasil nyomot dari Laporan Tahunan Tahun 2010 Biro Pembiayaan dan Penjaminan Bapepam-LK.

Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

18 komentar

  1. Oh gitu ya Bang Uus.. Serba disangsikan :/
    Kalo investasi cinta ke hatimu gimana??? #eaaaakkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. @tammizious: kalau itu ada beberapa kriteria, di antaranya setia dan anti PHP. *eaaa*

      Hapus
    2. kalau yg cinta itu punya jakun gmna ams :D

      Hapus
    3. Kalau punya jakun berarti cowok. :|

      Hapus
  2. huwaaa.. temen lu ultah oom kenamaren?
    pasti orgnya lucuu imut n ngegemesin :3
    salam yakk buat dia :p

    oo.. jadi semacam buat rumah kontrakan gitu udah bisa d bilang investasi yak, hahaa.. gw itu aja dehh...
    kalo yg laen gw masih kga ngarti .__.

    BalasHapus
    Balasan
    1. @dhilooo: perasaan kaga ada lucu-lucunya deh. ◎( ̄^ ̄)====◎)>_<”)
      iya, emang udah ada modalnya? kontrakan aja belom bayar. :P

      Hapus
  3. aduh masi kecil nih ga ngerti investasi-investasian. -___-

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Audrey Subrata: belajar itu kan dari lahir sampai mati, jadi ga ada istilah masih kecil atau udah tua. :D

      Hapus
  4. wah, kakak tambah tokcer aja nih ilmunya.. :-)
    hemm,, emang kalo Bank Muammalat dana awalnya dari mana kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Agustina Fauziyah: ah ga juga, pake tokcer segala jadi berasa jualan obat. :P
      ga tahu, yang pasti dia ga nginduk ke bank konvensional.

      Hapus
  5. oh menurut gue sih halal, haram, hantam

    BalasHapus
  6. bagus bang...
    http://investasi-haram-riba.blogspot.com/

    BalasHapus
  7. https://hafidhmind.wordpress.com/2017/03/24/riba-versus-kerjasama-dalam-bingkai-prinsip-ekonomi-islam/

    BalasHapus
  8. Balasan
    1. Sangsi karena ga ada yang 100% bebas riba. Rasio total hutang ribawi misalnya, tidak 0%.

      Hapus
  9. Jadi kesimpulannya investasi itu riba

    BalasHapus
  10. Investasi itu Mudarabah dengan catatan di lihat dulu perusahaanya bergerak di bidang apa saja. Yaa Allahu a'lam

    Semua adalah pilihan.. kalau masih bisa dagang dapat hasil yg halal kenapa tidak ?..

    Tp jangan salah hasil berdagangpun bisa jadi haram.. kira2 begitu..

    Selebihnya mari kita tanya Ustadz yg ada di sekitar kita.

    BalasHapus