Ucen adalah pegawai honorer di salah satu instansi pemerintah yang mengawasi perusahaan-perusahaan publik. Meski demikian, dia tetap mendapat tugas yang sama dengan pegawai tetap. Tapi tentu saja dengan gaji yang tidak sama.
Suatu hari, Ucen harus mengikuti rapat bersama Bu Diah, direktur dari perusahaan yang diawasinya. Selesai rapat, Ucen mengantar Bu Diah ke lobi kantor. Membantunya membawa berkas yang tertumpuk di atas troli. Kebetulan saat itu Agus, OB di kantornya sedang tidak ada di tempat.
Ketika Bu Diah hendak memasuki mobil, dia menyalami Ucen dengan rupiah tertempel di tangannya.
"Tidak perlu, Bu! Tidak perlu!" tidak mengira akan terjadi adegan seperti ini, sontak Ucen melepaskan jabatan tangannya.
"Terima saja, Mas."
"Tidak, Bu. Terima kasih." Ucen meninggalkan Bu Diah dan rupiahnya.
"Sok banget Si Ucen. Kalau dia ga mau kenapa duitnya ga dikasih ke gue aja." Joni, satpam yang kebetulan melihat peristiwa itu hanya mengutuki apa yang dilakukan Ucen.
"Hahaha" Ucen tertawa terbahak-bahak dalam hatinya. Sambil menepuk-nepuk dompet di saku belakang celananya yang isinya tinggal sepuluh ribu rupiah. Entah dari mana dia mendapatkan uang untuk makan besok hari.
Bagi Ucen, kaya atau tidaknya seseorang bukan dilihat dari isi dompetnya. Tapi dari harga dirinya. Baginya, membantu Bu Diah memang sudah menjadi tugasnya.
Ketika ada orang yang mengatakan "Sudah tidak ada orang baik di dunia ini.", Ucen ingin membantahnya, tidak dengan kata-kata.
*based on a true story
salut..
BalasHapusucen keren
Ucen memang selalu keren. :D
Hapus