zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Hidup Tidak Normal


Setiap pagi, saya bangun di jam yang kurang lebih sama. Bagaimana tidak, alarm sudah saya seting di jam yang sama dan tidak pernah diubah. Solat subuh, tidur lagi, mandi, lalu berangkat kerja di jam yang sama. Bahkan di menit yang hampir sama. Berangkat kerja melalui rute yang sama. Menu sarapan pun hampir sama, lontong dan gorengan. Di kantor saya bertemu dengan orang yang sama dan pekerjaan yang hampir sama. Rutinitas seperti ini terulang setiap hari, kecuali di akhir pekan.

Padahal, kata Yoris Sebastian, rutinitas adalah sebuah kata yang harus diminimalkan jika kita ingin menjadi orang yang kreatif. Karena rutinitas seringkali membuat kita kesulitan mendapatkan ide-ide kreatif. Rutinitas juga bisa membuat kita terjebak dalam sebuah zona yang disebut zona nyaman. Setiap hari saya merasa nyaman bangun di jam yang sama, berangkat ke kantor dengan melewati rute yang sama, dan sarapan dengan menu yang sama. Padahal bisa jadi saya menemukan sensasi yang berbeda jika saya merubah rutinitas tersebut. Mencoba bangun lebih pagi lagi, berangkat ke kantor dengan rute berbeda, dan sarapan dengan menu yang tidak sama. Karena untuk bisa kreatif kita harus melakukan sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah kita lakukan.

Don't just be different. Be different by reason. Seharusnya jika saya bangun lebih pagi lagi alasannya karena mendapat hidayah untuk melaksanakan solat tahajud. Bukan asal bangun pagi. Aamiin. Atau saya berangkat ke kantor dengan rute yang berbeda untuk menemukan rute baru yang lebih cepat, rute yang lebih lancar. Pun ketika misalnya saya mencoba sarapan dengan menu yang berbeda karena gorengan kurang begitu menyehatkan. Semua harus ada alasannya.

Ucapan Yoris yang paling ngena buat saya adalah "Thinking out of the box, execute inside the box." Pernah saya diminta membuat pointer untuk kepala biro oleh bos saya. Waktu itu pointer yang saya buat terlalu liar. Maklum darah muda. Sebenarnya saya bukan orang yang pintar untuk membuat sebuah pointer. Saya baru benar-benar bisa menggunakan komputer, termasuk program-program Microsoft Office, ketika saya masuk kuliah. Tapi saya senang mengutak-atiknya. Benar saja kata Yoris, kraetivitas itu perlu dilatih asal kita tidak terperangkap oleh kebiasaan. Memang waktu itu saya membuat pointer yang sedikit di luar kebiasaan. Sayangnya eksekusinya tidak inside the box sehingga dianggap terlalu liar karena kurang memerhatikan untuk acara apa pointer itu dibuat. Memang waktu itu saya lumayan kecewa karena ide saya ditolak. Tapi itu adalah pengalaman yang sangat berharga untuk tugas-tugas berikutnya.

Mungkin sebuah pointer bukanlah sesuatu yang wah. Tapi sebuah kretivitas tidak melulu harus dihasilkan dari sesuatu yang rumit. Misalnya ketika Donald Trump memiliki ide menghemat biaya pembangunan gedung dengan menghemat hal-hal kecil. Dia tidak mengurangi spesifikasi bahan bangunan. Yang dilakukannya adalah mengurangi jumlah engsel yang digunakan. Selama ini biasanya jendela atau pintu menggunakan tiga atau empat buah engsel. Padahal dua buah engsel pun sudah cukup. Idenya sempat membuat kontraktor lain menertawakannya. Namun, apa yang terjadi? Trump berhasil berhemat hingga puluhan ribu dollar. Karena dengan menghemat engsel yang digunakan, dia juga menghemat waktu, skrup, cat, dan paku yang digunakan. Kalau kata Edwin Land, "Creativity is the sudden cessation of stupidity."

Every big step starts with an inch. Sama seperti apa yang saya tanyakan kepada Adis. Sebuah perjalanan beribu-ribu mil pun harus dimulai dengan sebuah langkah pertama. Dan seringkali langkah pertama itu berkali-kali lipat lebih berat daripada langkah-langkah berikutnya. Apalagi jika perjalanan panjang yang ingin kita lalui dianggap gila oleh orang lain. Apalagi ketika awalnya kita berjalan di sebuah jalur yang dianggap nyaman, sangat nyaman bahkan, tetapi kemudian kita memutuskan untuk keluar dari jalur itu dan mulai melangkahkan kaki di jalur yang belum tentu nyaman untuk dilalui. Jangankan orang lain, kadang kala dalam diri sendiri pun muncul kegentaran untuk mulai melangkahkan kaki di jalur tersebut. Tapi kemudian di kepala ini sering muncul "Gue hidup cuma sekali, sayang banget kalau gue cuma hidup sebagai orang normal, sayang banget kalau gue ga pernah ngelakuin hal-hal gila."
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

2 komentar

  1. normal is not good mirip life's never flat ya?
    keluar dari zona nyaman itu perjuangan yang berat :)

    BalasHapus