zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Surat Izin


I start to write a love letter, when I first met you there
But I still keep it on my secret place
I’m not the only one who adores you anyway
But someday you will know that I am here

Sepenggal lirik dari salah satu lagu Endah N Rhesa yang menjadi theme song galau bulan ini menjadi pembuka postingan saya malam ini. Padahal galaunya sudah berlalu.

Minggu kemarin, saya berencana untuk mengurusi izin berkunjung ke salah satu tempat wisata. Pagi-pagi, sebelum berangkat kerja saya sempatkan mampir ke toko fotokopi untuk mengopi KTP dan membeli materai. Hari itu saya sedang ada tugas di luar kantor. Kebetulan pergi dan pulangnya saya melewati kantor otoritas yang menerbitkan izin tersebut. Niatnya, sore hari itu saya akan mampir untuk mengurusi permintaan izin tersebut.

Dua hari sebelumnya, saya sudah mengisi aplikasi online permintaan izin tersebut. Karena tidak ada konfirmasi apa-apa, keesokan harinya saya pun menelepon kantor otoritas yang menerbitkan izin tersebut. Konon, orang yang bertugas mengurusi izin tersebut sedang dinas ke luar kota sehingga permintaan izin saya belum dapat diproses. Tetapi orang yang menjawab telepon saya kala itu menyarankan agar saya datang saja ke kantornya dengan membawa kopi KTP masing-masing dan sebuah materai.

Sore hari itu, dengan membawa persyaratan yang sudah saya siapkan pagi harinya, saya mampir ke kantor itu. Di sana, saya hanya mendapatkan jawaban bahwa permintaan izin saya masih belum dapat diproses juga. Alasannya sama dengan ketika saya menghubungi via telepon. Anehnya, ketika di telepon saya disarankan datang langsung, tetapi izin tersebut masih belum dapat diproses meski saya sudah datang langsung. Mengesalkan.

Tetapi, ada untungnya juga permintaan izin saya tidak diproses karena ternyata ada salah komunikasi. Saya mengajukan izin untuk tanggal 15 Desember padahal sebelumnya kami merencanakan untuk pergi ke sana tanggal 22 Desember. Bukannya pikun, hanya semacam short term memory problem. Gara-gara kebiasaan lupa ini saya sampai dipangil Kakek.

Ada pesan yang terselip dari kejadian ini. Untuk mendapatkan izin sesederhana ini saja, sekadar izin berkunjung, prosesnya bisa menjadi cukup rumit, apalagi untuk bisa mendapatkan izin dari orang tua kita masing-masing, sudah pasti prosesnya lebih rumit lagi. Tetapi itu bukan alasan untuk menyerah. Jika diusahakan dan masing-masing dari kita sudah yakin untuk mengajukan permohonan izin tersebut, bukan tidak mungkin permohonan izin itu akan dikabulkan. Perjalanan kita masih sangat panjang. Ini baru langkah pertama dari perjalanan panjang itu.
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

Posting Komentar