zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Hemat Listrik Hemat Anggaran Negara


Di era millennium seperti sekarang, selain internet, listrik juga menjadi kebutuhan pokok umat manusia, tidak terkecuali di Indonesia. World Wide Fund alias WWF mencatat konsumsi listrik di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan sekitar 10-15% per tahun. Konsumsi listrik, khususnya listrik rumah tangga, akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi daya beli dan konsumsi masyarakat, tingkat penggunaan listrik juga akan semakin tinggi.

Sejak tahun 2005, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) a.k.a PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang telah meminta masyarakat untuk menghemat listrik. Hal ini dikarenakan terjadinya pengurangan pasokan listrik hingga 267 megawatt (MW). Dalam skala nasional, belum semua rumah tangga di Indonesia memiliki akses listrik. Alasan pemerintah belum bisa memenuhi kebutuhan listrik nasional terutama karena keterbatasan dana untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikan. Salah satu penyebabnya adalah besarnya beban keuangan PLN untuk membeli bahan bakar minyak sebagai sumber energi pembangkit.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan. Salah satunya adalah kebijakan subsidi listrik. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2014 saja nilainya hampir mencapai angka 100 triliun rupiah. Sebuah angka yang tidak bisa dibilang kecil.

Permasalahan ini masih terlampau berat jika hanya diatasi oleh pemerintah bersama PLN. Permasalahan listrik tersebut harus ditangani dari kedua sisi: penawaran dan permintaan. Di sinilah diperlukan peran serta msayarakat. Ketika pemerintah bersama PLN sudah berusaha mengatasi permasalahan listrik dari sisi penawaran, sebagai masyarakat pengguna listrik kita juga dapat berperan serta mengatasi permasalahan listrik dari sisi permintaan. Peran serta tersebut di antaranya dengan melakukan penghematan pemakaian listrik.

Saat ini isu penghematan pemakaian listrik lebih terfokus ke permasalahan lingkungan. Fakta bahwa kebanyakan pembangkit listrik di Indonesia memakai bahan bakar fosil menunjukkan bahwa sektor ketenagalistrikan berpotensi menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi karbondioksida di Indonesia, bahkan di kawasan Asia Pasifik. Namun, ternyata selain ikut menjaga kelestarian lingkungan, penghematan listrik juga memiliki dampak terhadap penghematan subsidi listrik yang telah dianggarkan dalam APBN setiap tahunnya.

Menurut data dari gerakan Earth Hour, jika 10% penduduk Jakarta, yang diekuivalenkan dengan 700 ribu orang mematikan dua lampu di setiap rumah, Jakarta dapat menghemat konsumsi listriknya sebesar 300MWh, yakni setara dengan menghemat biaya listrik hingga Rp216.600.000,00 (asumsi 300 MWh = 1.080.000 MJ × Rp200,00/MJ). Ini baru di Jakarta, bayankan jika di seluruh Indonesia. Dengan penghematan tersebut, anggaran subsidi listrik bisa dialihkan untuk menyalakan desa-desa yang selama ini masih belum terjangkau oleh aliran listrik.
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

Posting Komentar