Tuhan menciptakan Adam, manusia pertama, berjenis kelamin laki-laki. Kemudian, Tuhan mencabut tulang rusuknya dan menciptakan Hawa, yang berjenis kelamin perempuan, untuk menemani Adam dan menjadikan mereka sebagai pasangan. Konon, Hawa sengaja diciptakan dari tulang rusuk Adam, bukan dari tanah, karena Tuhan ingin menciptakan pasangan untuk Adam.
Konsep inilah yang kemudian dipakai oleh kaum Adam untuk mencari pasangan dari kaum Hawa, sehingga menganggap jodoh mereka adalah perempuan yang diciptakan dari tulang rusuknya. Padahal tidak berarti setiap perempuan yang berikutnya juga diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Penciptaan dari tulang rusuk tersebut hanya terjadi pada Hawa, sebagaimana termaktub dalam Surat An-Nisa ayat 1.
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak, dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
Sejatinya seorang laki-laki tidak hanya mencari calon isteri atau pasangan hidupnya. Seorang laki-laki juga mencari calon ibu untuk anaknya kelak. Begitu pula sebaliknya. Bahkan lebih dari itu, seorang laki-laki atau perempuan juga mencari calon anak untuk orang tuanya, calon adik atau kakak untuk adik atau kakaknya, calon tante atau om untuk keponakannya, dan calon anggota keluarga baru bagi keluarga besarnya.
Sampai menemukannya, kita tidak pernah tahu siapa yang akan menjadi jodoh kita. Kita tidak pernah tahu apakah kita atau dia yang terlebih dulu terlahir ke dunia. Kita juga tidak pernah tahu apakah dia berasal dari suku yang sama atau tidak. Pun kita tidak pernah tahu di mana pertama kali kita akan bertemu dengannya. Semuanya adalah misteri dan akan tetap menjadi misteri sampai kita menemukan jodoh kita.
Terlepas dari konsep tulang rusuk tadi, tentu saja kita mencari pasangan yang bisa saling melengkapi. Kriteria usia, suku, apalagi kriteria fisik, tidak ada apa-apanya jika kriteria utama tadi sudah terpenuhi, jika kita bisa saling melengkapi. Maknanya sangat luas. Misalnya, karena saya laki-laki maka pasangan yang bisa melengkapi saya adalah pasangan yang bisa menjadi calon isteri dan calon ibu yang baik untuk anak saya kelak. Juga calon yang baik untuk kriteria-kriteria lain seperti yang saya sebutkan sebelumnya.