zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Sehari Mengajar


Gerakan Indonesia Mengajar memang lebih identik dengan Pengajar Muda, dibandingkan dengan kerumunan positif lainnya. Terutama di mata mereka yang belum pernah ikut berkerumun. Wajar sebetulnya, mengingat Pengajar Muda adalah anak sulung dari Gerakan Indonesia Mengajar. Tapi, jangan lupa, kebaikan itu menular. Ketika selama dua belas purnama Pengajar Muda bekerja di pelosok negeri, ada banyak yang ikut tertular kebaikan itu. Tidak hanya mengutuki kegelapan, mereka ikut menyalakan lilin, dan menjaganya terus menyala.

Ruang Berbagi Ilmu salah satunya. Si anak bungsu ini adalah wadah bagi para profesional untuk secara sukarela menjadi narasumber dan memberikan pelatihan kepada guru-guru di daerah terpencil. Jangankan dibayar, ongkosnya saja mereka bayar sendiri. Namanya juga sukarela. Selain Pengajar Muda dan Ruang Berbagi Ilmu, masih ada banyak kerumunan positif dalam Gerakan Indonesia Mengajar: Asesor Pedagogi, Komite Rekrutmen, Indonesia Menyala, Kelas Inspirasi (KI), Festival Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM), Ruang Berbagi Ilmu (RUBI), dan Ruang Belajar.

Bisa dibilang, Kelas Inspirasi termasuk kerumunan yang cukup masiv. Kelas Inspirasi adalah wahana bagi peserta didik untuk belajar dari para profesional. Selain itu, para profesional pun dapat belajar mengenai mengenai kondisi pendidikan Indonesia. Serentak, mereka mesti cuti satu hari, di Hari Inspirasi, untuk mengunjungi dan mengajar di sekolah dasar. Para profesional diajak untuk menceritakan profesinya. Harapannya, para peserta didik akan memiliki lebih banyak pilihan cita-cita di banyak profesi dan terinspirasi untuk memiliki mimpi besar. 

Kelas Inspirasi diusung dan diinisiasi secara mandiri oleh para relawan di berbagai kota. Kelas Inspirasi menjadi gerakan yang terus tumbuh secara organik di tengah masyarakat. Ada ribuan relawan yang ikut turun tangan dan menyelenggarakan Kelas Inspirasi di puluhan kota di republik ini. Ini sejalan dengan salah satu misi utama Gerakan Indonesia Mengajar, yakni mengajak berbagai pihak, termasuk masyarakat umum, untuk turut terlibat aktif dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan bangsa.

Duplikasi Gerakan Indonesia yang makin meluas turut menyasar kalangan kampus dan birokrat. Tidak hanya menduplikasi, ada pula yang memodifikasi dan mengadopsi menjadi kerumunan positif ala kampus atau instasinya. Di antaranya ada Gerakan UI Mengajar dan—yang paling anyar—Kemenkeu Mengajar. Gerakan UI Mengajar memodifikasi program Pengajar muda dengan hanya menugaskan relawan selama satu purnama di daerah penempatan. Sementara Kemenkeu Mengajar mengadopsi program Kelas Inspirasi. 


Dalam rangka memperingati Hari Oeang, Kemenkeu Mengajar hadir dengan semangat untuk ikut berkontribusi dalam melunasi sebuah janji kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan bangsa. Pegawai yang terpilih dan mendapat kehormatan untuk ikut berkontribusi dalam melunasi janji kemerdekaan akan serentak menginspirasi pada 24 Oktober 2016 yang akan datang di enam kota: Jakarta, Banda Aceh, Denpasar, Balikpapan, Makassar, dan Sorong. Pendaftarannya dibuka mulai hari ini hingga 28 September 2016. 

Satu waktu, Hikmat Hardono, Ketua Yayasan Indonesia Mengajar, pernah bilang, “Tantangan gerakan sosial adalah bagaimana menjaga kedalaman nilai dan cita-cita gerakan di luar soal bagaimana memperluasnya. Memperluas bisa jadi mengorbankan kedalaman, sehingga—yang harus dihindari—Kelas Inspirasi bisa jadi terjebak hanya menjadi ‘event’ semata. Kelas Inspirasi seharusnya tetap bernyawa dan menjadi kelas-kelas penuh inspirasi bagi para relawannya dan juga bagi siswa serta sekolahnya.”

Semoga Kemenkeu Mengajar tidak menjadi seremonial semata. Kemenkeu Mengajar mesti tetap bernyawa dan menjadi gerakan sosial penuh inspirasi bagi para pegawai Kementerian Keuangan dan para peserta didik di kelas-kelas tempat mengajar. Karena sehari mengajar, seumur hidup menginspirasi.
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

Posting Komentar