zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Jangan Lukai Pahlawanku


Hembus angin yang terasa panas
Keringat menetes di dada
Tiada henti kau bekerja keras
Berjuang demi cinta
Untuk Indonesia jadilah legenda
Walau dihancurkan disakiti kau tetap berdiri di sini
Untuk Indonesia jadilah legenda
Kita bisa dan percaya
~Superman Is Dead - Jadilah Legenda~

"Kapan-kapan gue pengen ke luar negeri ah."
"Ngapain lo? Jadi TKI? Hahaha.."

Rasanya cukup sering saya mendengar bercandaan seperti itu. Seringkali banyak orang yang menganggap remeh para buruh migran atau sering kita sebut dengan TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Padahal, seharusnya kita malu kepada mereka. Mereka hijrah ke negeri orang untuk mencari pekerjaan halal yang tidak mereka dapatkan di negerinya demi kesejahteraan keluarganya.

Selain menjadi pahlawan bagi keluarganya mereka juga menjadi pahlawan bagi negerinya. Tentunya kita sudah tidak asing dengan gelar yang disandangkan kepada mereka, "pahlawan devisa". Apalagi ekspor Indonesia masih devisit apabila dibandingkan dengan impornya. Hingga Oktober 2011 saja, TKI yang bekerja di berbagai kawasan negara seperti Timur Tengah, Asia Pasifik, Amerika, Eropa, dan Australia mengirim uang (remitansi) ke tanah air hingga USD5,6 miliar atau sekitar Rp50,73 triliun.

Ada pepatah yang mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Pertanyaannya adalah apakah kita sudah menghargai jasa para pahlawan kita? Termasuk pahlawan devisa. Sering kita mendengar berita tentang TKI yang ditemukan tewas, disiksa majikannya, diperkosa lalu dibunuh oleh majikannya sendiri, bahkan TKI yang tidak bisa dikenali lagi jenazahnya. Tapi sepertinya belum ada tindakan nyata yang berdampak serius dari pemerintah kita.

Pada 29 Mei 2012 berlangsung acara "Sosialisasi Satgas Penanganan Kasus WNI/TKI yang Terancam Hukuman Mati tentang Penyempurnaan Proses Penyediaan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia" yang diselenggarakan oleh Satgas TKI bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta. Sangat disesalkan ketika dalam acara tersebut Maftuh Basyumi, Ketua Satgas TKI yang juga mantan Menteri Agama, mengeluarkan pernyataan yang melukai TKI khususnya TKW yang menjadi korban kekerasan. “Kekerasan yang dialami pekerja migran banyak terjadi karena bersumber dari sikap dan perilaku pekerja migran itu sendiri, khususnya perempuan pekerja migran. Mereka, antara lain, bersikap genit, nakal, dan melakukan pergaulan bebas selama di luar negeri.“ paparnya.

Memang, di manapun yang namanya oknum pasti selalu ada. Termasuk di antara para TKI. Tapi haruskah seorang Ketua Satgas TKI justru malah mendakwa TKI dengan stigma yang semakin menambah bebannya. Di mana seharusnya Satgas tersebut menjadi pelindung yang bisa meringankan beban TKI, termasuk TKI yang mengalami tindakan kekeraasan. “Pejabat di Indonesia tidak bisa merasakan betapa beratnya menjadi TKI. Bekerja tanpa mengenal waktu, tidak bisa istirahat, ingat anak di rumah, dan harus berjuang sendiri melawan majikan yang sering kali hendak memperkosa. Tetes keringat saya, saksinya bahwa TKI sangat menderita. Saat orang lain pulang kampung membawa kebanggaan, saya dikucilkan, berjalan pun saya sudah tidak bisa normal sekarang.“ tutur Imas Tati, seorang TKW yang jatuh dari lantai dua saat mencoba melarikan diri dari majikannya.

Dari hal kecil, tidak menjadikan sebagai bahan candaan, sampai melindungi hak-haknya adalah suatu bentuk penghargaan kita terhadap jasa-jasa para pahlawan devisa. Karena kita sendiri lah yang menentukan apakah kita termasuk sebuah bangsa yang besar atau ternyata kita hanyalah sebuah bangsa yang kerdil, yang tak mampu menghargai jasa-jasa para pahlawannya.

____________________
Referensi gambar: http://is.gd/xNdIkp

Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

6 komentar

  1. mereka gak punya pilihan lain selain mencari penghasilan di luar negeri krn di dalam negeri sudah sangat susah untuk mencari pekerjaan :((

    BalasHapus
  2. mungkin karena mereka tergiur dengan gajinya. padahal mereka tak tahu yang sebenernya. untuk orang awam #tsahh sekalipun pasti mau kalau iklannya menggiurkan.so, pahlawan kita mudah sekali tertipu -___-

    BalasHapus
  3. artikel bagus. lam kenal Gan. selamat ikut kontes ya, thanks

    BalasHapus