zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Hari Oeang, Gelora Semangat Negara Berdaulat


"Hari Oeang? Apa tuh? Kok baru denger?"

Mungkin banyak yang bertanya-tanya ketika mendengar tanggal 30 Oktober yang dinobatkan sebagai hari Hari Oeang. Apabila menurut asal-muasalnya, cukup panjang alur sejarah Hari Oeang ini. Memang banyak orang yang tidak tahu hari Oeang. Meski demikian, Hari Oeang merupakan momentum yang menjadi pembuktian bahwa Indonesia adalah negara yang berdaulat. Negara yang mempunyai mata uang sendiri. Bukan mata uang yang dibuat negara lain. Apalagi mata uang yang dibuat oleh negara yang pernah menjajahnya.

Syahdan, pasca memproklamasikan kemerdekannya, Indonesia mengalami masa-masa yang teramat buruk. Termasuk dalam bidang perekonomian. Terjadi inflasi yang tinggi sebagai akibat dari beredarnya tiga jenis mata uang: mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda (munbilyet), dan mata uang pendudukan Jepang. Untuk mengatasi hal tersebut, kemudia diadakannya rapat pada tanggal 2  september 1945 oleh BPKKP dan BKR di karesidenan Surabaya. Mereka menyadari, disamping mempertahankan kemerdekaan selain kekuatan bersenjata juga diperlukan kekuatan dana untuk membiayai perjuangan itu.

Kemudian, untuk pertama kalinya Oeang Republik Indonesia (ORI) ditandatangani oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Alexander Andries Maramis pada tanggal 17 Oktober 1945. Namun uang tersebut baru beredar pada tanggal 30 Oktober 1946. Singkat cerita, tanggal 29 Oktober malam, ketika pusat pemerintahan berada di Yogyakarta, Bung Hatta melalui RRI Yogyakarta mengumumkan bahwa mulai besoknya akan berlaku ORI. ORI berperan untuk menggantikan uang Hindia Belanda dan uang Jepang yang telah lama beredar dan berlaku di Indonesia. Selain itu, ORI juga berperan sebagai "instrumen of revolution" karena dipergunakan untuk administrasi negara, memperkuat kebutuhan tentara, memelihara kemanan dan ketertiban, serta mensejahterakan rakyat. 


Kemarin, 30 Oktober 2012, genap 66 tahun Indonesia mempunyai mata uang sendiri. Mata uang yang menjadi bukti bahwa Indonesia merupakan negara berdaulat. Bertepatan dengan hal tersebut, sebagai regulator pemerintah yang mengurusi bidang keuangan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyelenggarakan serangkaiangan acara untuk menghidupkan kembali gelora semangat yang melatarbelakangi diterbitkannya ORI 66 tahun silam. Gelora semangat yang disuntikkan ke dalam Nilai-nilai Kementerian Keuangan: Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, dan Kesempurnaan.


Puncak perayaannya sendiri digelar pada 21 Oktober. Mengambil tempat di Stadion Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta, digelar berbagai acara. Mulai dari tarik tambang, sampai parade gerak jalan indah. Juga ada acara family gathering yang melibatkan ribuan orang yang merupakan pejabat dan pegawai di lingkungan Kemenkeu. Put turut ikut kelurga dari pejabat dan pegawai. Sebelumnya juga diadakan lomba-lomba seperti sepak bola, bola voli, tenis meja, paduan suara,dan masih banmyak lagi lomba-lomba lainnya. Ada juga antraksi terjun payung dan koloni senjata dari korps Bea Cukai.

Dalam kesempatan tersebut, Menkeu, Agus D. W. Martowardojo menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ke 16 di dunia. Lembaga internasional telah mencanangkan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar ke 7 di dunia pada tahun 2030. "Hal tersebut terjadi apabila Indonesia terus menjaga momentum kemajuan perekonomian." tambahnya. dalam prestasi ini, peran dari Kemenkeu sangat dominan. Untuk itu, Menkeu menyampaikan terima kasih kepada seluruh keluarga besar Kemenkeu atas sumbangsih yang diberikan. Namun demikian, ia juga mengingatkan agar jajarannya tetap menjaga komitmen untuk selalu hiduup dengan nilai-nilai Kemenkeu.


Kemudian, pada 30 Oktober kemarin, diadakan upacara untuk memperingati Hari Oeang yang bertempat di lingkungan kantor pusat Kemenkeu. Juga di kantor-kantor Kemenkeu yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Hari itu juga diumumkan pemenang dari tiap lomba dan pengumuman kantor pelayan percontohan di lingkungan Kemenkeu. Selain itu juga dilakukan penyematan penghargaan Satyalancana Karya Satya dari Presiden SBY dan piagam penghargaan kepada pegawai yang memasuki masa pensiun.

Dalam kesempatan tersebut, Menkeu juga menghimbau agar Kemenkeu lebih mengedepankan isu pengarusutamaan jender dalam setiap kebijakan yang diambil. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta perempuan dalam pembangunan Indonesia. Karena tidak sedikit perempuan Indonesia yang mampu membuktikan kapasitasnya dalam membantu meningkatkan perekonomian Indonesia. Juga dalam bidang-bidang lainnya selain bidang perekonomian.

“Saya bangga kepada kalian semua.” Sebuah ungkapan yang terlontar dari seorang Menkeu. Ungkapan yang juga bisa menimbulkan multitafsir. Dirgahayu Oeang Republik Indonesia! Dirgahayu Kementerian Keuangan! Maaf ucapannya terlambat satu hari. Sedang sok sibuk ceritanya.

___________________
Sumber gambar: DJKN | Pusdiklat KU

Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

3 komentar

  1. smoga aja rupiah mkin bsamenguat trhadap mata uang asing heheh komen back yaw

    BalasHapus
  2. ya ampun saya kira tanggal 2 november :(
    berarti saya salah donk kasih info ke temen-temen
    yyyaaahhh
    maaf dah :(

    BalasHapus