zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Kodok Picisan


“Putri, ayo bermain hujan!”

Sebelum kalimat terucap, keberanianku sudah lebih dulu menciut. Selalu aku urungkan asa untuk mengajakmu bernyanyi dan menari di bawah rintik. Aku tahu putri membenci rintik hujan. Pun aku sadar, aku hanyalah seekor kodok. Kodok picisan, bukan pangeran kodok yang akan berubah menjadi pangeran tampan, saat mendapatkan tulus cinta seorang putri.

Saat hujan turun, meneteskan duka, meretas luka. Tetesnya turut melinangi pipimu. Ingin kuusap linangan itu, linangan yang terbiaskan butiran embun di atas kaca jendela. Inginku mendekapmu. Menghangatkan senyap yang terus menyesakkan tubuh mungilmu. Meski mungkin, putri tidak pernah menyadari kehadiranku. Siapa peduli dengan seekor kodok? Yang bahkan sering tampak menjijikan.

Tiada sesal saat menyadari Tuhan menciptakanku sebagai seekor kodok. Karena menjadi kodok membuatku dapat menemanimu, berelegi bersama. Tanpa memaksamu bersandiwara, untuk selalu tampak sempurna, untuk selalu tampak ceria, laksana di depan sang raja dan pangeran.

Aku selalu suka sehabis hujan reda. Putri tidak lagi bersembunyi di balik jendela. Kita memandangi pelangi, bersama. Semburat senyum itu pun mulai merekah memulihkan seberkas paras manis. Meski mungkin, putri tidak pernah menyadari kehadiranku. Kehadiran seekor kodok yang setia. Seperti pelangi, setia menunggu hujan reda.

Fiscus Wannabe menggoreskan cerita ini sembari mendengarkan Desember oleh Efek Rumah Kaca.

____________________
Sumber gambar: Flickr
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

6 komentar

  1. Keren ceritanya, meski hanya fiksi :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Tapi ide ceritanya masih terlalu sederhana kok. :D

      Hapus
  2. Jangan khawatir, kalau jadi putri, saya pasti perhatiin kodok juga kok!
    eh!apa sih :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sebagai putri kodok, memang sudah seharusnya begitu. :P

      Hapus
  3. hmmm ceritanya bagus,tpi terlalu pendek bang. hmmm jangan lupa komen back y

    BalasHapus