zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Kuliner Unik


Rasanya belum lengkap jalan-jalan ke daerah baru atau ke tempat makan baru kalau belum mencicipi kuliner khasnya. Apalagi kalau ternyata kita belum pernah mencicipinya. Jangankan mencicipinya, mendengar namanya saja baru pertama kali. Tapi hati-hati. Salah pilih bisa-bisa kita malah gigit jari. Ini nih kesalahan-kesalahan yang harus dihindari jika ingin mencicipi kuliner unik yang belum pernah kita cicipi.

Kesalahan pertama, tidak tahu wujud makanan yang kita pesan.

Bulan kemarin saya dan rekan-rekan kantor berburu pempek di Jalan Garuda. Di sana memang sarangnya pempek. Masalahnya beberapa di antara kami, termasuk saya, bingung mau pesan  apa. Akhirnya kami putuskan untuk memesan pilihan menu yang sama dengan teman kami yang paham menunya. Anehnya porsi bagian saya jadi beda sendiri. Pelayannya salah mencatat. Selain beda, porsinya jadi lebih banyak dari apa yang saya pesan.

Waktu itu, minumannya saya pesan kietna. Saya belum pernah mencobanya. Menurut pelayannya minuman ini juga dapat menghilangkan kantuk. Enak sih. Tapi lama-lama kok jadi aneh. Mungkin karena kekenyangan juga. Untungnya traktiran, jadi enak- enak saja.

Kesalahan ke dua, tidak tahu harganya.

Ini bisa menjadi masalah besar. Bisa-bisa kita harus meninggalkan KTP karena tidak bisa membayar. Beberapa kali saya mengalaminya. Meski tidak sampai harus menggadaikan KTP. Harga makanan yang saya pesan beberapa kali lipat lebih mahal dari ekspektasi saya. Masalahnya di daftar menunya tidak ada harganya.

Kesalahan ke tiga, tidak tahu bahan-bahannya.

Seperti tadi siang ketika saya memesan makanan chinese. Saya sempat khawatir kalau makanan itu dibuat dari daging babi. Sebenarnya cukup yakin kalau dagingnya adalah daging ayam. Karena makanan lain yang ada di menu rata-rata memakai daging ayam dan sea food. Ternyata benar, setelah saya konfirmasikan daging yang dipakai adalah daging ayam.

Kesalahan ke empat, tidak tahu porsinya.

"Satu porsi atau setengah?"

"Satu!" dengan yakin saya menjawab. Karena memang sedang lapar. Eh, ternyata satu porsinya setara dengan empat porsi normal. Ujung-ujungnya tidak saya habiskan.

Pernah juga ketika makan sop konro bakar. Waktu itu saya pesan juga es pisang ijo. Ternyata dua-duanya porsi super. Ya mau bagaimana lagi. Terpaksa es pisang ijonya harus saya sisakan. Lagi-lagi, untungnya ini traktiran.

Kalau lagi benar-benar lapar sebaiknya tidak mencoba kuliner-kuliner unik. Kalau tidak sesuai selera bisa-bisa kita hanya menggigit jari. Selain itu, yang paling penting adalah mengetahui terlebih dulu harga dan bahan-bahannya.
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

5 komentar

  1. ih mubadziiiiiir!!
    parah ih bang uus..

    BalasHapus
  2. kapok sy makan di tempat yg gak tau harganya.. dulu jaman blm nikah, pernah makan seafood di pinggir jalan.. enak bgt seafoodnya.. tp begitu tau harganya, gila ajah.. untung duitnya cukup.. tapi gak lagi2 deh.. hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Teh. Saya juga pernah mengalaminya. Kaget pas mau bayar ternyata harganya sangat mahal.

      Hapus