zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Jadi Jagoan Ala Ahok


Sabtu sore kemarin saya mengikuti pemutaran film dokumenter dan diskusi ScreenDocs Regular. Acara yang mengambil tempat di Institut Français d'Indonésie (IFI), Jakarta, ini diadakan oleh In-Docs (Yayasan Masyarakat Mandiri Film Indonesia/YMMFI). ScreenDocs Regular kali ini memutar dua film dokumenter yaitu “Jadi Jagoan Ala Ahok” dan “Honey I’m Home”.

“Jadi Jagoan Ala Ahok” merupakan karya dari alm. Chandra Tanzil dan Amelia Hapsari. Film ini berhasil memenangkan kategori “Film terbaik kategori dokumenter pendek” dalam Festival Film Dokumenter Indonesia yang digelar di Taman Budaya Yogyakarta, tahun lalu.

***

"Kamu aku sekolahkan untuk pulang!" begitu bentak ayahnya ketika setelah lulus kuliah di Jakarta Ahok meminta izin untuk melanjutkan kuliah ke Kanada.

Akhirnya Ahok memutuskan untuk mejadi pengusaha di Belitung. Suatu hari, Ahok beradu mulut dengan seorang pejabat. Pebabat itu bilang, “'Pabrik Anda ditentukan nasibnya oleh saya. Anda terlalu sombong.” Karena kesal dengan pejabat yang keki, Ahok menutup perusahaan yang keuntungannya bernilai ratusan ribu dollar tersebut. Ahok memutuskan untuk menjadi pejabat. “Kalau mau bantu orang miskin tapi ga bikin miskin ya jadi pejabat.” tegasnya.

"Muka minyak babi kayak kita gimana mau jd pejabat." begitu celoteh Ahok. Namun kemudian Ahok berhasil menjadi Bupati Belitung Timur. Tidak sampai di situ, Ahok ingin meneruskan perjuangannya sampai ke Senayan, menjadi anggota DPR. Tujuannya menjadi anggota DPR adalah untuk mengawasi Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Pemilu tahun 2009 menjadi Pemilu paling sulit dunia akhirat. Masyarakat harus memilih 42 partai politik yang ikut ambil bagian. Padahal hanya akan ada tiga orang dari Bangka Belitung yang berangkat ke Senayan. Pemilu sebelumnya PBB menjadi juara di Babel dan yang menjadi pesaing terberat saat itu adalah Yusron Ihza Mahendra, adik kandung Yusril Ihza Mahendra. Ahok tidak patah arang mengahadapi semua itu. Ahok mempunyai jurus-jurus maut yang dipakainya untuk mengalahkan lawan-lawan politiknya dan memenangkan Pemilu 2009.

Jurus 1: Keliling

Kalau baru-baru ini heboh Jokowi yang blusukan ke bawah, itulah yang dilakukan Ahok saat berkampanye. Bukan menggelar panggung-panggung dangdut, tapi berdiskusi di rumah-rumah warga atau bahkan di jalanan.

Jurus 2: Ngobrol Sambil Promosi

Ahok rajin mendengarkan curahan hati rakyat kecil sambil berdiskusi tentang permasalahan sehari-hari dengan mencoba memaparkan solusi yang mungkin dapat dilaksanakannya saat jika terpilih menjadi anggota DPR.

Jurus 3: Jangan Takut SARA

Isu SARA menjadi isu paling panas saat Pemilu. Ahok Cuma bilang, "Buat apa milih orang Islam ga nunjukin keislamannya, korupsi lah. Masih lebih baik memilih orang yang bukan Islam tapi sangat perhatian terhadap rakyat kecil. Ahok pernah membantu membangun tempat pengajian di sekitar Pantai Nyiur Melambai. Ahok tidak mebedakan mana rakyatnya yang seagama dan mana yang bukan. Saya jadi teringat Pigub DKI kemarin,  saat isu SARA sedang panas-panasnya. Waktu itu kebetulan ada rapat sampai malam. Bos saya bilang, antara Jokowi dan Foke sebenarnya yang lebih terlihat Islami itu sebenarnya Jokowi. Lebih bersahaja dibandingkan dengan Foke yang... entahlah.

Jurus 4: Anda SMS Ahok Datang

Ada yang Ahok takutkan dari jurus ini. Kalau ada kunjungan Caleg kan biasanya membawa oleh-oleh, sementara Ahok tidak membawa apa-apa. “Kalau buat beli rokok aja masih sanggup masa buat beli bola voli doang harus ngajuin proposal ke Caleg. Jangan jadiin ajang Pemilu buat jadi peminta-minta.” Begitu celoteh Ahok. Gara-gara SMS ini juga tidak ada PNS yang berani nongkrong di warung kopi. Soalnya kalau ada warga yang melihat langsung dilaporkan ke Ahok dan Ahok langsung meneruskan SMS pengaduan itu ke Satpol PP.

Karena yang mengirim SMS banyak, Ahok menyiapkan template untuk menjawab setiap SMS yang masuk. Pernah istrinya mengajak nonton bersama keluarga di bioskop dan Ahok membalasnya dengan template SMS itu. “Oh, jadi aku disamain sama yang lain ya?” balas isterinya kecut. Tapi setidaknya dengan menyimpan nomor Ahok warga Babel akan mempunyai kenalan anggota DPR yang nomor HP-nya tersimpan di buku telepon mereka. Mereka tidak akan lupa jika mempunyai wakil di DPR.

Jurus 5: Foto-foto

Setiap berkeliling Ahok selalu berfoto bersama warga yang ditemuinya. Tidak lupa ketika berkunjung kembali Ahok membawa foto yang sudah dicetak. Ini jurus yang akan membuat warga merasa cukup dekat dengan Ahok.

Jurus 6: Relawan yang Rajin dan Setia

Banyak relawan Ahok yang sangat rajin dan setia, padahal mereka tidak dibayar. Misalnya seorang sopir truk yang mendistribusikan barang dagangan ke warung-warung. Sembari mengantar barang dia menyebarkan poster Ahok. “Saya tidak merasa rugi membantu Pak Ahok. Pemilu sebelumnya saya memilih Yusron. Kali ini saya memilih untuk mendukung Pak Ahok. Saya percaya dengan sepak terjangnya.” ujar sang sopir truk.

Jurus 7: Nekad

Pernah Ahok mau menyeberang ke Bangka. Di tengah jalan, speed boat yang ditumpanginya diminta memutar balik. Akhirnya Ahok melanjutkan perjalanan dengan perahu kecil. Dan, tiba-tiba datang badai. Badai itu membuat Ahok harus basah kuyup saat berkampanye di desa yang dikunjunginya.

Ada juiga yang menghilangkan spanduk-spanduk Ahok. Anehnya, cuma spanduk Ahok yang hilang. Sementara spanduk calon-calon lainnya tetap bertengger di atas pohon. Dengan segala perjuangannya tadi Ahok berhasil melangkah ke Senayan. Untuk periode ini Yusron tidak lolos karena perolehan suara PBB kalah dengan Partai Demokrat yang ada di urutan pertama.

Film ini menunjukkan kampanye yang lebih baik daripada cara kampanye yang kita kenal selama ini. Kampanye-kampanye yang bergelimangan uang sehingga ketika sudah terpilih nanti calon-calonnya merasa harus “mengganti rugi” biaya kampanye itu.

***

Film ke dua “Honey I,m Home” bercerita tentang seorang mantan narapidana yang baru saja keluar dari Lapas. Bagaimana dia berjuang agar diterima lagi di keluarganya. Termasuk berjuang untuk mendapatkan kembali cinta sang isteri. Pun, berjuang untuk mendapatkan pekerjaan. Sebuah film yang mengahrukan tapi juga lucu.

Sekian.
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

2 komentar

  1. sumpah keren emang nih ahok.. salut sama perjuangannya untuk rakyat kecil. gw sendiri termasuk yang ngedukung dia biar untuk Jakarta Baru

    Mampir kesini ya, salam kenal Peta Indonesia Karya Anak Negeri

    BalasHapus