zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Pilihan Seumur Hidup


Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2014 (Pilpres) pada 9 Juli nanti akan mempertemukan dua pasang Capres-Cawapres yang akan bersaing untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Sampai dengan batas akhir pendaftaran, hanya dua pasang calon yang mendaftar di KPU: pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Semoga saya tidak sampai melambaikan bendera putih tanda menyerah dan dicap sebagai golongan putih. Jujur saja, hingga saat ini saya masih bingung mau memilih yang mana. Mendengar nama Jokowi, saya lebih berharap dia menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI. Mendengar nama Prabowo, saya teringat daftar nama orang hilang yang selalu ditunggu pulang oleh orang terkasihnya setiap hari Kamis di depan Istana. Saya semakin bingung.

Apalagi kata Bang Randy Bagasyudha, "Memilih pemimpin bukan hanya figur yang bersangkutan namun lihatlah juga siapa orang-orang yang ada di sekelilingnya, karena kepemimpinan sejatinya adalah kepemimpinan kolektif. Contoh terkecilnya adalah keluarga, sehebat-hebatnya seorang ayah tidak akan mampu tanpa dukungan seorang ibu yang sama hebatnya bahkan walau hanya untuk urusan mengurus dan mendidik anak. Apalagi kalau harus mengurus dan membangun 240 juta rakyat."

Silakan pilih pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang dikelilingi Megawati Sukarnoputri, Muhaimin Iskandar, Wiranto, Khofifah Indar Parawangsa, Yuddy Chrisnandi, Surya Paloh, dan kroni-kroninya. Silakan pilih pasangan Prabowo-Hatta Rajasa yang dikelilingi Fadli Zon, Mahfud MD, Rhoma Irama, Hidayat Nur Wahid, Yenni Wahid, Anis Matta, Suryadharma Ali, Yusril Ihza Mahendra, Amien Rais, Aburizal Bakrie, serta para elite masing-masing. Jika ada tokoh yang masih kita percaya integritasnya, pilihlah pasangan Capres-Cawapres yang dia dukung. Jika ada tokoh yang sudah tidak kita percaya jangan pilih pasangan Capres-Cawapres yang dia dukung.

Jika masih bingung, mungkin baiknya kita shalat istikharah. Memilih pada Pilpres 9 Juli 2014 adalah pilihan seumur hidup. Seumur hidup kita hanya memiliki satu kesempatan untuk memilih pada Pilpres 9 Juli 2014. Jangan hanya shalat istikharah ketika kita bingung memilih jodoh, malu dengan yang kita mintai petunjuk. Jika sudah mempunyai pilihan pun kita tidak perlu membelanya mati-matian. Janganlah memuja dan memuji pasangan Capres-Cawapres laiknya manusia sempurna. Jika tidak, kita harus siap dikecewakan karenanya.
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

1 komentar

  1. Can not agree more. Yg sudah ketahuan ingkar janji tentu ngga akan kupilih. Semoga aja pilihanku ini nanti ngga ikutan ingkar janji juga.

    BalasHapus