Cerita Hari Ini

Masih segar dalam ingatanku saat beberapa bulan kemarin. Senin malam di Selatan Jakarta. Aku duduk bersama orang-orang yang baru aku temui malam itu. Mereka adalah keluarga besarmu. Itu kali pertama aku dikenalkan di depan mereka, yang sekarang menjadi keluargaku juga. Jangankan mengingat nama-namanya, orang tuamu saja aku lupa yang mana. Aku salah tingkah.

Tentu saja aku diberondong pertanyaan-pertanyaan seputar latar belakangku dan bagaimana kita bisa bertemu padahal perbedaan di antara kita tidaklah sedikit. Suku kita berbeda, aku orang Sunda sedang kamu orang Jawa. Selera makanan dan selera musik kita saja berbeda. Tapi tak lama sejak itu aku datang ke rumahmu, melamarmu. Keringat dingin tetap saja mengucur deras, meski aku yakin lamaranku tidak akan ditolak.

Di masa yang lain, ketika alur cerita sudah maju beberapa langkah. Aku menjalani fase ketika aku tidak lagi sendiri. Fase itu adalah sekarang. Saat bersamamu aku belajar bahwa hidup tidak hanya berwarna hitam dan putih. Banyaknya perbedaan di antara kita mengharuskan lahirnya toleransi. Aku belajar untuk lebih bijak dalam menyikapi perbedaan-perbedaan itu. Tapi perbedaan itu yang membuat hidup kita jauh lebih berwarna. Indah seperti pelangi. Tidak hanya hitan dan putih.

Malam dimulai saat aku tiba di rumah dan mengucap salam. Lalu kamu menyambut dan menjawab salamku. Hari-hariku menjadi istimewa. Pagi hari selalu kunanti untuk memainkan episode selanjutanya dari kisah kita. Tapi aku tak ingin malam cepat berlalu. Masih banyak cerita hari ini yang ingin aku bagi denganmu. Juga masih banyak ceritamu yang belum aku dengar.