zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Cerita Energi Belum Berakhir


Pada 17 hingga 31 Agustus 2017 saya ikut bercerita di #15HariCeritaEnergi. #15HariCeritaEnergi adalah kompetisi blog yang digagas Kementerian ESDM dalam rangka mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) di kalangan generasi muda, di bawah usia tiga puluh tahun. Mulanya, tiga orang peserta akan diberangkatkan oleh International Energy Agency (IEA) untuk melakukan kunjungan ke kantor pusatnya di Paris, Perancis, awal tahun depan.

Kompetisi blog #15HariCeritaEnergi menjadi wadah para penggiat EBTKE buat konsisten menulis tentang EBTKE selama lima belas hari tanpa putus. Saya cuma narablog gado-gado, bukan pegiat EBTKE. Apa pun saya komentari, saya tulis. Walhasil, saya belajar untuk bisa tahu sedikit tentang banyak hal. Kadang saya menulis tentang pasar keuangan. Kadang juga tentang pasar kaki lima. Pernah saya observasi ke lapak pemulung. Pernah juga saya datangi lapak PSK. Mengikuti kompetisi ini juga saya belajar sedikit tentang EBTKE.

Kadang keberuntungan memihak saya. Seperti ketika saya didapuk menjadi satu dari sepuluh finalis #15HariCeritaEnergi. Meski begitu, tetap saja saya berbeda dengan peserta dan finalis kebanyakan, yang memang sudah jadi pemain di tengah lapangan EBTKE. Saban hari mereka bergulat dengan isu energi baru terbarukan dan konservasi energi. Sementara saya cuma komentator yang sekadar bisa teriak "Ahay!!" tiap kali ada panel surya yang dipasang di atap rumah di republik ini.

Meski begitu, saya sangat gembira karena mendapat banyak kesempatan buat belajar. Biar perlahan saya juga bisa merangsek masuk lapangan. Siapa tahu saya bisa jadi pemain belakang yang membantu pertahanan, biar target bauran energi baru terbarukan kita enggak kebobolan.


Oh iya, video di atas adalah presentasi saya di ajang final dalam rangkaian gelaran The 6th Indonesia EBTKE ConEx 2017, yang merupakan lanjutan Bali Clean Energy Forum (BCEF) 2017 di Balai Kartini Jakarta. Video presentasi yang sangat dangkal dan minim analisis. Jika boleh saya berpeldoi, itu karena waktu untuk persiapannya sangat sebentar. Sebagai komentator, tentu saja mestinya riset yang saya lalkukan mesti lebih banyak dari peserta lain, yang tanpa melakukan riset pun mereka sudah bisa berkata banyak soal EBTKE.

Kompetisi sudah berakhir, saya pun batal mudik ke Perancis (Perapatan Ciamis), tapi cerita energi tidak akan pernah habis. Mari merapat, tapi bergerak lebih cepat, untuk Indonesia, untuk Bumi yang lebih hijau.
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

Posting Komentar