zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Gaji Pertama


Pagi ini, sehabis absen Rio keluar lagi dari kantornya. Tak seperti biasanya. Berlari  menuju kotak ajaib di seberang kantor. Menembus antrean kendaraan diiringi sahutan klakson "Tut!! Tiitt! Tutt! Tooooottttt!"

Dikeluarkan kartu sakti dari dompetnya. Lalu ia masukan ke dalam mulut mesin di hadapannya.

“Yes! Yes!!” tak berapa lama terdengar teriakan yang mengalahkan riuh klakson di seluruh penjuru kota.

Dari jauh terlihat seorang laki-laki meloncat dan berteriak di dalam kotak kaca. Gayanya bak pemain bola berselebrasi atas gol perdananya setelah sekian lama tidak merasakan indahnya membobol gawang lawan.

Rio keluar dari kotak itu dengan dompet lebih tebal dari sebelumnya. Tak lupa dia peluk satpam yang sedang berjaga di depan bank. Mengekspresikan kegembiraannya. Begitu erat sampai satpam itu terengah-engah tak bisa bernafas.

***

“Halo.. Selamat pagi sayang.”
“Pagi sayang. Kok kayaknya lagi seneng banget nih.” terdengar suara lembut menjawab dari ujung gagang telepon.
“Bilang sama ayahmu, minggu depan aku datang ke rumah buat ngelamar kamu.”
“Ttppppp….”
“Aku kerja dulu ya. Bye! Muach…” telepon langsung ditutup tanpa mengizikan gadis yang sudah lima tahun dipacarinya itu kembali mengeluarkan sepatah kata pun.

***

“mah, udah transfer belum??? bapak kost udah nagih utang kosan. gaji aku belum cukup, mah...”

Sms itu menjadi penutup selebrasi sang pegawai debutan, pagi ini.

Cerita ini didedikasikan untuk Om Agus.

_____________________
Sumber gambar: Blogspot.
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

6 komentar