zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Karena Hidup Butuh Cerita

Jam sudah menunjukkan pukul 13.20, saat dengan tergesa-gesa aku keluar dari bus Trans Jakarta. Transit di halte Harmoni lalu melanjutkan perjalanan ke arah Blok M. Kalau mau mengarang tentunya tak akan habis alasan yang dapat kuceritakan sebagai pleidoi atas keterlambatanku. Tak enak hati. Aku janji jam 13.00 sudah di tempat. Nyatanya lewat jam 13.00 aku masih terjepit di tengah kerumunan para penumpang. 

Sampai di lokasi Mas Bukik menyambutku dengan hangat. Juga beberapa orang teman-teman dari Indonesia Bercerita. Selain tak sempat melihat penampilan EndahNRhesa, aku juga tak sempat mengikuti kelas yang diisi oleh Indonesia Bercerita yang turut menampilkan Meme dan Moncil. Anggap saja ini hukuman untuk 'anak' yang datang terlambat.

Berapa saat kemudian Mas Bukik harus keluar sebentar untuk mencari audio recorder baru untuk Ewik. Ewik adalah dari Indonesia Bercerita Surabaya yang juga pernah menjadi mahasiswa Mas Bukik. Sebelum beberapa bulan lalu, akhirnya Mas Bukik memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai dosen. Ewik juga sekarang sudah lulus dan sedang melanjutkan kuliahnya di UI. Itu cukup membuatku iri karena aku masih belum mendapatkan kesempatan untuk kembali melanjutkan kuliah. Sudahlah, mungkin memang belum saatnya. Tinggalah aku dan Ewik yang siap siaga di booth Indonesia Bercerita


Setelah lumayan lama berbincang dengan pengunjung-pengunjung Social Media Festival 2012 yang singgah di booth Indonesia Bercerita, Mas Bukik kembali dengan membawa sebuah audio recorder. Sebuah alat yang akan sangat mendukung program terbaru Indonesia bercerita, Takita. Tak lama, datang juga Ully, sahabat Ewik. Mereka juga angkatan 2008, sama denganku. Sebuah reuni yang semakin menambah keakraban di tengah sumuknya area parkir Gelanggang Renang Senayan.

Ngomong-ngomong, kamu sudah tahu belum Indonesia Bercerita itu apa? Kurang tepat apabila kamu menjawab Indonesia bercerita adalah sebuah komunitas pendongeng. "Indonesia Bercerita bukanlah komunitas pendongeng. Lebih tepatnya kami adalah komunitas yang mengoordinir para pendongeng untuk ikut bercerita di Indonesia bercerita." begitu papar Mas Bukik kepada salah seorang pengunjung. Jadi misi rahasia dari Indonesia Bercerita adalah mengajak orang tua dan guru untuk mendidik melalui cerita. Bercerita itu lebih dari sekadar berdongeng. Karena bercerita bisa juga tentang pengalaman-pengalaman orang tua atau guru kepada anak atau muridnya.

Inspirasi awal dari munculnya Indonesia Bercerita adalah ketika Mas Bukik bercerita kepada Damai, putri kecilnya. Saat itu Mas Bukik bercerita tentang sebuah dongeng dari Negeri Sakura. Aku lupa judulnya. Padalah baru kemarin diceritakan. Saat itu Damai masih berusia tiga tahun. Belum bisa membaca. Tapi di hari ke empat Damai sudah tidak lagi mau mendengar cerita dari ayahnya. Damai memegang bukunya sendiri seolah dia bisa membaca. Lalu bercerita tentang dongeng dari Negeri Sakura tadi dengan alur cerita yang diubah berdasarkan pengalamannya. Sejak itu, teman-teman Mas Bukik di sosial media yang mendengar cerita tentang Damai tadi menyarankan untuk melakukan hal yang lebih dari itu. Itulah awal mula inspirasi terbentuknya Indonesia Bercerita.

Tadi aku sempat menyebut satu nama, Takita. Takita adalah program terbaru dari Indonesia Bercerita. Apabila saat ini di laman Indonesia bercerita hanya ada cerita-cerita berupa audio (podcast) dan teks, ke  depannya akan ada cerita berupa audio visual, video. Takitalah yang menjadi tokoh utamanya. Mimpinya adalah jika beberapa tahun lagi seorang anak Indonesia ditanya siapa idolanya maka dia akan menjawab dengan menyebut nama Takita. Bukan artis-artis yang sebenarnya tidak pantas untuk usianya. Rencananya video Takita akan launching bulan depan. Untuk lebih jelasnya silakan mampir ke laman Indonesia Bercerita.


Sebelum pulang, kami sempat mampir ke beberapa booth yang ada. Salah satunya adalah booth KASKUS. Tolong jangan ceritakan gambar ini ke anak-anak. Takut mereka menirunya di rumah. :P


Banyak sekali pelajaran yang kuperoleh hari itu. Terima kasih untuk Mas Bukik, Ewik, dan teman-teman Indonesia bercerita lainnya yang sudah berbagi pengalaman denganku. Satu hal yang harus kita ingat adalah bahwa kita semua adalah (calon) pendidik. Setidaknya pendidik untuk anak-anak kita (kelak). Pertanyaanya besarnya adalah, "Seberapa siapkah kita untuk itu?"
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

6 komentar

  1. orang yg suka nulis puisi n pantun bisa msuk sini gak? hheh komen back yaw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa dong. Kan bisa juga kalau mau nulis dongeng.

      Hapus
  2. Baguuss mat, ga bosen bacanya... Terimakasih yaaaa Nice blog!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali, Meme. Semoga Indonesia Berceita Jakarta bisa bangkit lagi ya.

      Hapus
  3. Suka foto KASKUSer ituuu :p

    jd lo gabung indonesia bercerita? sjak kapan?
    d sna ngapain aja? sama siapa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dong. Sejak SocMedFest tahun kemaren. Tapi baru kali ini ikut acara offline-nya. Kemaren dateng ga, Dil?

      Hapus