zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

The Fiscus Wannabe Rises


"Loh, kok balik lagi pakai 'saya'? Labil banget sih."

Begitu komentar seorang teman ketika kembali singgah di teras Fiscus Wannabe. Sebenarnya sudah cukup lama saya merubah gaya tulisan di blog ini, sekitar sebulan yang lalu. Dulu, awal ngeblog saya sempat menggunakan gaya bahasa seperti ini. Tidak lama, saya mengubahnya dengan gaya bahasa yang lebih frontal, sok tahu, dan sontoloyo. Sekarang juga masih seperti itu, sih. Hanya saja bahasanya sedikit diperhalus agar lebih universal. Universal dalam arti nyaman untuk dikonsumsi semua umur. Tidak hanya remaja, juga orang dewasa dan anak-anak.

Tidak hanya sampai di situ. Masih banyak hal lain yang melatarbelakanginya. Dulu, alasan saya mengubah gaya bahasa adalah misi untuk bisa masuk di kalangan remaja. Waktu itu saya beranggapan bahwa tulisan slang lebih mudah diterima. Karena seringkali tulisan saya berbau politik. Ada harapan untuk lebih bisa diterima di kalangan remaja untuk mengajak remaja agar tidak anti dengan hal-hal yang berbau politik. Tidak hanya politik, juga topik sosial dan tentu saja topik-topik labil yang kemudian membuat blog ini mempunyai tagline STABIL.

Haluannya sediktit saya ubah ketika saya menambahkan misi untuk ikut memopulerkan bahasa tulisan yang Indonesia banget. Indonesia banget dalam artian sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Apalagi saat ini bahasa slang, terlebih di media sosial, sudah menggerus bahasa nasional kita. Tapi tentu saja saya akan berusaha membuatnya tetap ringan untuk dibaca.

Selain itu, faktor pergaulan juga menjadi salah satu yang menjadi pertimbangan saya. Saya merasa lebih nyaman untuk berkomuniskasi dengan teman saya, baik teman bekerja maupun bersosialita, dengan gaya bahasa seperti sekarang. Dengan ini, saya juga lebih gampang untuk belajar menulis fiksi. Bahkan saya mempunyai harapan agar kelak saya bisa menulis dengan lebih sastrawi. Saya selalu terpesona dengan narasi yang dibaca Najwa Shihab saat opening maupun closing Mata Najwa. Lagi pula, seringkali saya kesulitan menentukan diksi bahasa slang. Karena tetap saja harus ada konsistensi. Tidak cantik ketika bahasa slang dicampur dengan bahasa yang sesuai kaidah.

Sampai saat ini, banyak sekali manfaat blog yang dapat menunjang karir saya. Dengan gaya bahasa yang seperi ini, harapannya manfaat tersebut dapat dioptimalkan lagi. Apalagi beberapa orang teman, baik melalui sms atau sosial media, menaggapi positif ketika saya menulis tentang topik keuangan, ketika masih banyak orang yang keliru memahami investasi misalnya. Bukan berarti saya sudah pintar, sekalian saya belajar. Anggap saja blog ini 'catatan kuliah' saya. Pada level berikutnya, saya ingin agar Fiscus Wannabe benar-benar menjadi proposal hidup. Tempat di mana saya menuliskan mimpi, agar ketika terjaga saya tidak lupa untuk mewujudkannya.

Terakhir, saya mempunyai sebuah tantangan untuk Fiscus Wannabe. Bukan, bukan tantangan untuk menulis buku. Memang banyak blogger yang berharap bisa menulis buku dengan berawal dari blog. Pun mungkin saja saya termasuk salah satunya. Tetapi itu terlalu mainstream. Tantangannya adalah Fiscus Wannabe harus membuat saya meraih beasiswa kuliah di luar negeri. Terdengar mustahil memang. Tapi bukan tantangan namanya jika terlalu mudah untuk dilakukan. Kita lihat saja nanti, beberapa tahun lagi.

Sekian saja blog release kali ini. Blog release ini sengaja saya tulis agar para pembaca setia Fiscus Wannabe, itu pun kalau ada, tidak kaget dan bertanya-tanya mendapati perubahan yang cukup signifikan ini. Mungkin perubahan ini memang sudah seharusnya ditempuh agar Fiscus Wannabe bisa meningkat menuju level kestabilan.

____________________
Sumber gambar: Vanity Fair
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

1 komentar

  1. wah wah ampe masang batman xixixiix. keep blogging aja gan komen back yaw

    BalasHapus