zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Mengajak Si Prasekolah Ke Museum

Mengajak Si Prasekolah Ke Museum

Galibnya, museum memang bukan pilihan utama tempat rekreasi saat pakansi akhir pekan. Padahal, selain tempat rekreasi, museun juga tempat edukasi, termasuk bagi anak prasekolah. Sesuai tahap perkembangannya, anak prasekolah menambah pengetahuan lewat bentuk-bentuk konkret dan sebisa mungkin melibatkan kelima indranya. Museum memberikan kesempatan itu, karena di museum, minimal ada miniatur dan gambar untuk memuaskan rasa ingin tahunya.

Anak prasekolah mempelajari sesuatu tidak sebatas melihat dengan jarak tertentu. Ia pun ingin memegang, melihat dengan jarak yang sangat dekat, dan mengeksplorasi lebih banyak hal untuk menjawab keingintahuannya terhadap satu objek. Oleh karena itu, pilihlah museum-museum yang mengizinkan anak untuk melihat objek dengan lebih dekat, seperti Museum Iptek di Taman Mini Indonesia Indah.

Selain itu, pilihlah museum sesuai dengan minat anak. Jika anak memiliki minat terhadap hal yang dimuseumkan, ia akan menikmati benda-benda yang dipamerkan di dalam museum. Misalnya, jika tertarik dengan pesawat, anak dapat diajak ke Museum Transportasi yang memamerkan pesawat Garuda yang dapat dinaiki, helikopter SAR, atau gerbong kereta api kuno.

Nah, agar mengajak si prasekolah ke museum tidak sekadar jalan-jalan, berikut beberapa saran yang diberikan ambunya Jagoan ihwal aturan main saat berkunjung ke museum yang pernah dimuat di Tabloid Nakita edisi 11-17 Mei 2016.

Karakter Anak

Orangtua harus memilih museum yang sesuai dengan karater anak. Pilihlah museum sesuai minat, usia, tahap perkembangan, serta jenis kelaminnya. Anak laki-laki mungkin lebih senang mengunjungi Museum Layang-layang dibandingkan anak perempuan, misalnya. Anak usia empat tahun akan memiliki ketertarikan lebih untuk melihat Museum Ikan Air Tawar dibandingkan Museum Wayang.


Ramah Anak

Pilihlah museum yang ramah anak, sehingga anak dapat aman dan nyaman untuk mengunjungi museum tersebut. Meskipun museumnya menarik, tapi kalau banyak barang yang tidak bisa disentuh, akan memicu rasa bosan. Bahkan, lebih parahnya, itu malah memicu keinginan untuk menyentuhnya akibat rasa ingin tahu yang semakin besar ketika dilarang.

Kenali Museum

Gali informasi seputar museum yang akan dikunjungi. Berburu gambar dan informasi mengenai museum yang akan dikunjungi berguna bagi kita, para orangtua, yang akan berperan sebagai pemandu museum. Tentu saja informasi tersebut harus diolah ke dalam kata-kata yang mudah dicerna anak. 

Selain itu, gambar juga merupakan sarana dalam meningkatkan ketertarikan anak untuk mengunjungi museum. Kita dapat mengajak anak dengan menunjukkan gambar. Si prasekolah menjadi paham yang akan ia lihat dan dapat ketika mengunjungi museum. Minat anak dibangun berdasarkan gambar dan informasi awal dari orangtua tentang museum.

Bekal dan Transportasi

Orangtua lebih dulu perlu menyiapkan perbekalan dan transportasi menuju museum. Kita perlu menyiapkan perbekalan, karena umumnya museum itu cukup luas tapi minim penjual makanan. Jangan lupa juga menyiapkan cara dan rute untuk mencapai museum yang mudah dan nyaman untuk anak, agar anak tidak keburu lelah di perjalanan.

Jadi Pemandu

Siapkan diri untuk menjadi pemandu museum bagi anak, karena tidak semua museum ada pemandunya. Hal ini bisa dilakukan dengan membaca buku atau berselancar di internet. Paling tidak, kita tahu garis besar hal-hal yang disajikan dalam museum. Misalnya, kita ingin mengajak anak ke Museum Transportasi. Kita cari tahu lebih dulu jenis-jenis kendaraan yang mungkin ditampilkan, minimal tahu nama dan tahun operasionalnya. Biasanya di museum pun ada keterangan seperti ini. 

Kita bisa juga menyelipkan cerita tentang kendaraan tersebut, seperti “Dulu waktu Papa masih kecil, Papa pernah naik bus ini, lo, sama Eyang Kung. Kakak foto, yuk, depan bus ini, nanti kita kasih lihat ke Eyang Kung!”

Ambunya Jagoan mencontohkan beberapa museum di Jakarta yang dapat dinikmati anak prasekolah, antara lain Museum Layang-layang, Museum IPTEK, Museum Transportasi, Museum Ikan Air Tawar, dan Museum Polri yang ada kids corner-nya.

Saat berkeliling, kita perlu mengantisipasi rasa lelah dan bosan yang mungkin dialami anak. Ini berlaku ke semua tempat, kok. Meski ke mal sekalipun, anak parasekolah cenderung mudah bosan. Karenanya, meski kita sudah memilih museum yang sesuai dengan minat anak, jika ia sudah terlanjur bosan dan lelah, sebaiknya penjelajahan museum disudahi. Tujuannya agar anak berkesan dengan yang dilihatnya di museum dengan rasa yang menyenangkan. Jika kita tetap memaksa anak untuk berkeliling sampai selesai, malah akan berkesan melelahkan dan membosankan.

Mengunjungi museum untuk anak prasekolah dapat menambah pengetahuan anak sesuai dengan apa yang dipamerkan. Tidak hanya itu, dengan berkunjung dan memberikan pengalaman yang bermakna mengenai suatu objek dapat membuatnya mengendap lebih lama di memori anak dibanding hanya melalui gambar. 

Mengunjungi museum bagi anak prasekolah juga dapat menstimulasi perkembangan bahasa. Ketika proses transfer informasi dari orang dewasa ke anak prasekolah terjadi, memungkinkan anak untuk menambah kosakata, memahami perkataan, dan membuat pertanyaan. Banyak objek di museum juga menstimulasi anak untuk responsif terhadap lingkungannya.

Selamat menjelajah museum.
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

Posting Komentar